Wayang Simpel "Durna"

 

Gaspolchanel.com - Ketika masih muda Resi Durna memiliki nama Bambang Kumbayana. Ia adalah putra Resi Baratmadya dari Hargajembangan dengan Dewi Kumbini. Kumbayana bersaudara seayah seibu dengan Arya Kumbayaka dan Dewi Kumbayani. 

Diceritakan setelah dianiaya Gandamana ketika akan menghadap kerabatnya Drupada yang menjadi raja Pancala, Kumbayana dirawat dan tinggal di Sokalima, dengan beralih nama menjadi Durna. 

Suatu hari  suasana kelam menyelimuti Sokalima. Sebuah pertanyaan diajukan Arjuna kepada Durna.

"Bapa Guru yang aku hormati, hati yang menganga karena luka dan tidak segera pulih Kembali,  itu hanya terjadi pada hati yang darahnya dialiri dendam. Apakah Bapa Guru Durna menyimpan dendam?”. 

Setelah dijawab oleh Durna, Cancut taliwanda tanpa diperintah, Pandawa dan Kurawa yang sebenarnya bersaing untuk mendapatkan simpati dari Pandita Durna langsung bergegas ngemban tugas berat merangket Drupada dan Gandamana. 

Melihat kesigapan para muridnya, Durna yang berwatak tinggi hati, sombong, congkak, bengis, akeh omonge dan tricky, tersenyum sambil berbicara pada Aswatama anaknya.

“Aswatama jangan pergi jauh-jauh dariku, karena sebentar lagi engkau akan menyaksikan peristiwa yang telah lama kita tunggu, yaitu pembalasanku kepada Drupada dan Gandamana.“

Durna yang akhirnya mampu membunuh Drupada dengan pusaka cundamanik adalah gambaran tokoh pendendam namun sakti dan suka membagikan ilmu, mulai  dari Ilmu kesatria menelisik rahasia alam atau ilmu kelam milik jahanam, semua dibagikan.  

Sementara itu sebelum menghadapi perang di Kurusetra, oleh sang Gurunadi Ramaparasu, Durna diberi aji aji “ Bulu Merak” yang membuat dirinya tidak kelihatan ketika berperang.

Atas ajian itu Pandawa kocar kacir karena tidak dapat melihat musuhnya sehingga Prabu Kresno berupaya mencari ksatria yang dapat menandingi Pandito Durna. 

Dalam masa pencarian, Kresna teringat kata kata Durna.

Hal yang membuatku lemas dan tidak mau mengangkat senjata adalah apabila mendengar suatu kabar bencana dari mulut seseorang yang kuakui kejujurannya."

Berpedoman kepada petunjuk tersebut, Sri Kresna memerintahkan Bima untuk membunuh seekor gajah bernama Aswatama, nama yang sama dengan putera Pandita Durna.

Saat tugas itu berhasil dilaksanakan, Bima lalu berteriak "Aswatama Mati!! Aswatama Mati!!"  

Mendengar itu, Durna terkejut dan meminta kepastian kepada Yudistira yang terkenal akan kejujurannya.  

Waktu itu Yudistira hanya berkata, “Aswatama mati” . Sebetulnya Yudistira tidak berbohong karena dia berkata kepada Durna bahwa Aswatama mati, entah itu gajah ataukah manusia.  

Gajah bernama Aswatama itu sendiri sengaja dibunuh agar Yudistira bisa mengatakan hal jujur itu kepada Durna sehingga Durna kehilangan semangat. 

Pendita Durna kendor dalam berperang dan bingung mendengar berita bahwa anak satu-satunya Bambang Aswotomo tewas. 

Dalam tanding tanpa semangat, akhirnya Durna gugur setelah dipangkas lehernya oleh Drestajumno, Putra Prabu Drupada, setelah kemasukan roh prabu Palgunadi.

Dalam kehidupannya, Durna menjadi pemberontak karena kehidupan mudanya tak memberinya harapan.

Dia terusir oleh kesombongannya, Dia tertipu oleh nafsunya, Dia terbelenggu oleh tanggung jawab cintanya kepada Aswatama anaknya. 

Dia terpenjara oleh ganasnya alam atas angin dan nikmatnya kehidupan istana Hastinapura. 

Dia dikhianati oleh Drupada sahabatnya. Dia juga kecewa atas dirinya. Namun, apapun  kekurangan Pandita Durna, adalah karena dia adalah seorang bijak yang mau berbagi dan mengajarkan segala kemarahan, kekecewaan, serta semua kekeliruannya.***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama