Gaspolchanel.com - Gandamana adalah putra kedua Prabu Gandabayu setelah Gandawati dari Kerajaan Pancala atau Cempalaradya.
Walau Sebagai putra mahkota yang berhak mendapatkan kedudukan sebagai raja jika ayahnya meninggal, Gandamana menolak menjadi raja, karena ingin mengabdi kepada Pandu.
Maka dari itu untuk menggantikan kedudukannya mewarisi kerajaan, PANCALA mengadakan sayembara : Oooo wara wara : …” barang siapa bisa mengalahkan Gandamana, mereka berhak mewarisi tahta kerajaan Pancala termasuk memperistri Gandawati.
Mendengar apa yang di wara wara kan pengageng kerajaan Pancala, banyak pelamar dari golongan kesatria mencoba mengikuti sayembara tersebut, namun tidak ada satupun yang mampu mengalahkan Gandamana.
Pandu yang hadir menonton waktu itu, berbisik dan menyuruh ‘SUCITRA’ pembantunya asal negara atas angin untuk mengikuti sayembara.
Singkat kata .. Sucitra yang memakai sumping atau. Hiasan telinga milik Pandu ternyata berhasil mengalahkan Gandamana.
Sucitra pun resmi menjadi suami Gandawati sedangkan Gandamana mengabdi kepada Pandu sebagai patih Kerajaan Hastina.
Sesuai kesepakatan, setelah Prabu Gandabayu meninggal, yang menjadi raja Pancala bukannya Gandamana melainkan Sucitra, dengan gelar Prabu Drupada.
Gandamana yang ngawula sebagai Patih di kerajaan Hastina ternyata memiliki saingan bernama Harya Suman. Suatu hari keduanya dikirim Pandu untuk menumpas pemberontakan Tremboko raja Pringgadani.
Di tengah jalan karena dijebak Arya Suman, Gandamana jatuh terperangkap ke dalam lobang ditimbuni dengan bongkahan-bongkahan batu.
Setelah itu, Arya Suman kembali ke Hastina dan menyampaikan laporan palsu : bahwasannya Gandamana sudah nyeberang ke pihak musuh.
Mendengar laporan Arya suman, dalam keadaan bimbang Pandu saat itu juga langsung mengambil keputusan mengangkat Arya Suman sebagai patih yang baru.
Sementara itu, Gandamana yang terperangkap berhasil meloloskan diri dari maut kembali ke Hastina mencari Harya Suman. Tanpa ba bi bu .. dihajarnya sang Patih hingga wajahnya yang tadinya tampan menjadi jelek.
Karena ketampanannya hilang, sejak itu Harya Suman lebih dikenal dengan panggilan SENGKUNI.
Tidak hanya itu. Saat KUMBAYANA yang juga saudara angkat Drupada dianggap tidak sopan karena memanggil Drupada dengan nama kecil SUCITRA, Gandamana juga ngamuk … Woiii lha dalah..
Kumbayana dihajar sampai wajah nya yang tampan menjadi buruk rupa. Karena malu Kumbayana yang telah cacat wajahnya akhirnya pergi bertapa menjadi pendeta dengan panggilan DURNA.
Sesaat kondisi kerajaan Pancala tata tentrem kerta raharjo sampai pada suatu hari Sang Raja berkeinginan mencari menantu untuk putri sulungnya yang bernama DRUPADI.
Karena yang ingin melamar teramat banyak / Gandamana sebagai pak lik turun tangan dengan membuat sayembara, seperti ketika mencarikan jodoh untuk GANDAWATI kakaknya.
Isi sayembara itu : “Bahwa siapa pun yang mampu mengalahkannya, berhak memperistri DRUPADI.
Dalam perang tanding itu hampir semua penantang tidak ada yang mampu mengalahkan Gandamana. Termasuk para Korawa yang ikut mendaftar juga dibuat tidak berkutik.
Sampai Akhirnya muncul seorang pendeta muda dan gagah mengajukan diri. Gandamana dengan sadar mengetahui kalau lawannya kali ini adalah Bimasena putra Pandu.
Pertandingan berjalan seru. Hingga akhirnya nafas Bima tersengal sengal karena dicekik oleh Gandamana. Bima yang hampir kehabisan napas merintih memanggil nama Pandu sang ayah.
Begitu mendengar nama Pandu disebut, Gandamana langsung luluh hatinya teringat kepada guru yang sangat ia hormati.
Gandamana menjadi lengah, sehingga kuku pusaka Bima yang bernama PANCANAKA berhasil menusuk dada Gandamana.
Sebelum meninggal Gandamana sempat memberikan semua ilmu kesaktiannya kepada para Pandawa.
Bima mendapatkan dua ilmu, yaitu Ungkalbener dan Bandung Bandawasa. Puntadewa serta Arjuna masing-masing memperoleh kalung Robyong dan ilmu Sepi Angin.***