Gaspolchanel.com - Gatotkaca adalah seorang ksatria dengan julukan “Otot Kawat Balung Wesi” anak dari Bima atau RadenWerkudara.
Ibunya bernama Arimbi berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa.
Kelahiran Gatotkaca membuat Werkudara girang bukan kepalang dan seluruh rakyat Pringgandani juga bersukacita, dikarenakan si Gatot kelak akan menjadi generasi penerus sebagai Raja di Pringgandani bila Dewi Arimbi sudah tiada.
Werkudara: Ha ha ha Lahirr. Lahir putraku wis lahir tanpa operasi sesar. Gumbira hatiku ha ha ha ..
Atas kelahiran itu satu persatu dari para kawula memberikan selamat kepada Raden Aria Werkudara alias Bima.
Tak henti hentinya Bima memandangi bayi laki-laki sangat gagah dan tampan layaknya ksatria trah dewa.
Dalam kegembiraannya, Werkudara sempat bertanya dalam hati, “Haa.. tapi kenapa Ari Ari-nya masih nempel? Jika tak ada satupun satria yang bisa memotongnya, oke deh kalo begitu, mau tak potong sendiri.
Bima mencoba memotong ari ari anaknya dengan kuku pancanaka, namun gagal. Arjuna yang juga om nya Gatotkaca mencoba seluruh senjatanya termasuk menggunakan panah Pasopati namun juga tidak mempan.
Batara Kresna yang saat itu hadir juga mencoba dengan senjata sakti Cakra Udaksana, eee lha dalah ternyata hanya menghasilkan percikan-percikan api ketika coba memotong tali ari-ari itu.
Ditengah kegalauan Bima dan saudara saudaranya, Begawan Abiyasa angkat bicara, “Percayalah padaku Br0, bahwa semua jenis senjata tak akan tedas. Karena tali ari-ari itu hanya bisa dipotong oleh senjata kadewatan yang berasal dari Batara Guru. Untuk itu, Arjuna tak tugasken pergi ke Kahyangan mencari senjata tersebut.”
Sementara itu nun jauh di Kahyangan, keadaan sedang gonjang-ganjing dikarenakan ulah Naga Percona yang ingin memperistri salah satu bidadari bernama Dewi Supraba.
Dikabarkan para dewa tidak sanggup menghadapi mahluk seperti Naga Pracona yang kesaktiannya diyakini setingkat diatas dewa.
Dalam suasana yang tidak menentu itu, Bethara Guru melalui Kaca trenggana melihat bahwa yang bisa mengalahkan Naga Pracona hanyalah Gatotkaca alias Jabang Tetuka anak Bima yang baru lahir.
Sepuluh menit sebelum Arjuna tiba dikahyangan untuk meminjam senjata Kunta Wijayadanu milik Bethara Guru, Karna berhasil duluan mendapatkan senjata tersebut dan hanya tinggal warangka nya saja.
Tak ada rotan akarpun jadi! Itulah peribahasa yang sering menjadi rujukan seseorang dalam melakukan sesuatu.
Dengan hanya menggunakan Warangka itulah, tali pusar si Jabang Tetuka bisa putus.
Sementara itu, keteika tahu dirinya akan dihadapkan dengan Jabang Tetuka alias Gatotkaca, Naga Pracona tertawa ngakak, “Ha ha, aku Naga pracona mosok arep dimusuhke karo bayi? hua hua tak klethus koyo Lombok, tak kremus kriyuk kriyuk kaya krupuk, bakal remuk si Jabang Tetuka. Ha ha hi hi.
Naga Pracona boleh saja tertawa namun sang buta jahat lupa bahwa si Jabang Tetuko telah lulus dari kawah candradimuka dengan pakaian, perhiasan dan senjata yang sudah membentuk tubuhnya.
Dengan tampilan yang sangat beda dari sebelumnya, Jabang Tutuka behasil menghancurkan Naga Pracona.
Alhasil, kematian Naga Percona membawa kedamaian di Kahyangan. Dan tidak disangka si raksasa itu ibarat istilah tinju kalah Knock out oleh Jabang Tetuka.
Sejak itu, Jabang Tetuka memperoleh beberapa nama dari para dewa, diantaranya Krincing Wesi, Kaca Negara, Purabaya, Kancing Jaya, Arimbi Suta dan Bima Putra.
Akan tetapi diantara banyak nama itu, Jabang Tetuka akhirnya menggunakan nama Gatotkaca yang dianggap lebih keren.
Dan pertempurannya dengan mengalahkan Naga Pracona sekaligus menjadi awal kepahlawanan Gatotkaca sang putra Bima.***
Ibunya bernama Arimbi berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa.
Kelahiran Gatotkaca membuat Werkudara girang bukan kepalang dan seluruh rakyat Pringgandani juga bersukacita, dikarenakan si Gatot kelak akan menjadi generasi penerus sebagai Raja di Pringgandani bila Dewi Arimbi sudah tiada.
Werkudara: Ha ha ha Lahirr. Lahir putraku wis lahir tanpa operasi sesar. Gumbira hatiku ha ha ha ..
Atas kelahiran itu satu persatu dari para kawula memberikan selamat kepada Raden Aria Werkudara alias Bima.
Tak henti hentinya Bima memandangi bayi laki-laki sangat gagah dan tampan layaknya ksatria trah dewa.
Dalam kegembiraannya, Werkudara sempat bertanya dalam hati, “Haa.. tapi kenapa Ari Ari-nya masih nempel? Jika tak ada satupun satria yang bisa memotongnya, oke deh kalo begitu, mau tak potong sendiri.
Bima mencoba memotong ari ari anaknya dengan kuku pancanaka, namun gagal. Arjuna yang juga om nya Gatotkaca mencoba seluruh senjatanya termasuk menggunakan panah Pasopati namun juga tidak mempan.
Batara Kresna yang saat itu hadir juga mencoba dengan senjata sakti Cakra Udaksana, eee lha dalah ternyata hanya menghasilkan percikan-percikan api ketika coba memotong tali ari-ari itu.
Ditengah kegalauan Bima dan saudara saudaranya, Begawan Abiyasa angkat bicara, “Percayalah padaku Br0, bahwa semua jenis senjata tak akan tedas. Karena tali ari-ari itu hanya bisa dipotong oleh senjata kadewatan yang berasal dari Batara Guru. Untuk itu, Arjuna tak tugasken pergi ke Kahyangan mencari senjata tersebut.”
Sementara itu nun jauh di Kahyangan, keadaan sedang gonjang-ganjing dikarenakan ulah Naga Percona yang ingin memperistri salah satu bidadari bernama Dewi Supraba.
Dikabarkan para dewa tidak sanggup menghadapi mahluk seperti Naga Pracona yang kesaktiannya diyakini setingkat diatas dewa.
Dalam suasana yang tidak menentu itu, Bethara Guru melalui Kaca trenggana melihat bahwa yang bisa mengalahkan Naga Pracona hanyalah Gatotkaca alias Jabang Tetuka anak Bima yang baru lahir.
Sepuluh menit sebelum Arjuna tiba dikahyangan untuk meminjam senjata Kunta Wijayadanu milik Bethara Guru, Karna berhasil duluan mendapatkan senjata tersebut dan hanya tinggal warangka nya saja.
Tak ada rotan akarpun jadi! Itulah peribahasa yang sering menjadi rujukan seseorang dalam melakukan sesuatu.
Dengan hanya menggunakan Warangka itulah, tali pusar si Jabang Tetuka bisa putus.
Sementara itu, keteika tahu dirinya akan dihadapkan dengan Jabang Tetuka alias Gatotkaca, Naga Pracona tertawa ngakak, “Ha ha, aku Naga pracona mosok arep dimusuhke karo bayi? hua hua tak klethus koyo Lombok, tak kremus kriyuk kriyuk kaya krupuk, bakal remuk si Jabang Tetuka. Ha ha hi hi.
Naga Pracona boleh saja tertawa namun sang buta jahat lupa bahwa si Jabang Tetuko telah lulus dari kawah candradimuka dengan pakaian, perhiasan dan senjata yang sudah membentuk tubuhnya.
Dengan tampilan yang sangat beda dari sebelumnya, Jabang Tutuka behasil menghancurkan Naga Pracona.
Alhasil, kematian Naga Percona membawa kedamaian di Kahyangan. Dan tidak disangka si raksasa itu ibarat istilah tinju kalah Knock out oleh Jabang Tetuka.
Sejak itu, Jabang Tetuka memperoleh beberapa nama dari para dewa, diantaranya Krincing Wesi, Kaca Negara, Purabaya, Kancing Jaya, Arimbi Suta dan Bima Putra.
Akan tetapi diantara banyak nama itu, Jabang Tetuka akhirnya menggunakan nama Gatotkaca yang dianggap lebih keren.
Dan pertempurannya dengan mengalahkan Naga Pracona sekaligus menjadi awal kepahlawanan Gatotkaca sang putra Bima.***