Gaspolchanel.com- Nakula adalah nama lain dari “Pinten” yaitu nama sejenis tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat. Disebut demikian, karena Nakula adalah titisan Bathara Aswi, seorang dewa tabib.
Sebagai putra ke-empat Prabu Pandudewanata raja Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, Nakula lahir kembar bersama adiknya Sahadewa atau Sadewa.
Berdua si kembar ini dikenal dengan panggilan ‘Pinten serta Tangsen’.
Sakwijining ndina, kerajaan Ngawu Awu Langit mengadakan sayembara ‘barang siapa dapat mengalahkan Endrakerata akan diberi hadiah Dewi Dyah Suyati untuk dijadikan istri'.
Sakwijining ndina, kerajaan Ngawu Awu Langit mengadakan sayembara ‘barang siapa dapat mengalahkan Endrakerata akan diberi hadiah Dewi Dyah Suyati untuk dijadikan istri'.
Mendengar iming iming kado seorang Artis top waktu itu, Raden Nakula menghadap Bagawan Abiyasa di Wukir Retawu meminta doa restu untuk mengikuti sayembara.
Begawan Abiyasa : Yoh tak restoni tole. siapa tahu Diyah Suyati adalah jodohmu. Dah sana enggal berangkat. Tak saranken karena belum punya SIM kamu jangan setir mobil sendiri ya. Disamping itu kondisi jalan juga sedang macet dimana mana. Mending potong Kompas lewat jalan tikus. Kalo kamu mau, biar diantar ki Semar sama anak anaknya naik kuda saja.
Nakula : lha nanti apa tidak bikin kotor jalan raya Begawan?
Begawan Abiyasa : Ya dilambari karung goni ta ya, biar kalo kuda-nya BAB tlethongnya jatuhnya disitu! dikarung! mosok kurang akal. Sudah sana .. ndang budhal.
Lagi enak enaknya menikmati perjalanan, tiba tiba rombongan raden Nakula bertemu dngan barisan dari Selabentara yang dipimpin Kala Kekaya,
Barajamingkalpa dan Kala Minangsraya. Mereka bertiga adalah pentholan Raksasa kader-nya Prabu Brawijaya.
Dasar-e yo pancen sudah ada dendam sejak lama, maka perkelahian sengit pun tidak bisa dihindari. Namun karena Alat Utama Sistim Persenjataan (Alutsista) dan Penyerangan atau disingkat Alut-Sistangan milik raksasa sudah terlalu kuno,
Maka Nakula dapat dengan mudah menaklukkan Kala Kekaya, Barajamingkalpa dan Kala Minangsraya.
Begawan Abiyasa : Yoh tak restoni tole. siapa tahu Diyah Suyati adalah jodohmu. Dah sana enggal berangkat. Tak saranken karena belum punya SIM kamu jangan setir mobil sendiri ya. Disamping itu kondisi jalan juga sedang macet dimana mana. Mending potong Kompas lewat jalan tikus. Kalo kamu mau, biar diantar ki Semar sama anak anaknya naik kuda saja.
Nakula : lha nanti apa tidak bikin kotor jalan raya Begawan?
Begawan Abiyasa : Ya dilambari karung goni ta ya, biar kalo kuda-nya BAB tlethongnya jatuhnya disitu! dikarung! mosok kurang akal. Sudah sana .. ndang budhal.
Lagi enak enaknya menikmati perjalanan, tiba tiba rombongan raden Nakula bertemu dngan barisan dari Selabentara yang dipimpin Kala Kekaya,
Barajamingkalpa dan Kala Minangsraya. Mereka bertiga adalah pentholan Raksasa kader-nya Prabu Brawijaya.
Dasar-e yo pancen sudah ada dendam sejak lama, maka perkelahian sengit pun tidak bisa dihindari. Namun karena Alat Utama Sistim Persenjataan (Alutsista) dan Penyerangan atau disingkat Alut-Sistangan milik raksasa sudah terlalu kuno,
Maka Nakula dapat dengan mudah menaklukkan Kala Kekaya, Barajamingkalpa dan Kala Minangsraya.
Bahkan ketiga raksasa utusan Prabu Brawijaya dari Selabentara itu lari terbirit birit tunggang langgang sampe kewer kewer.
Sementara itu, sesampainya di kerajaan Ngawu awu langit, Nakulo langsung melakukan registrasi daftar ulang untuk tanding melawan Endrakerata.
Sementara itu, sesampainya di kerajaan Ngawu awu langit, Nakulo langsung melakukan registrasi daftar ulang untuk tanding melawan Endrakerata.
Berkat bisikan Semar, tidak ada dua ronde Nakula dinyatakan menang TKO dan berhak mempersunting Dewi Diyah Suyati. Bungah atine Nakulo lan Diyah Suyati merga arep disandingke dadi Temanten.
Ketika resepsi pernikahan, tamune tumplek bleg mulai kusir andong hingga pejabat seluruh negeri ngarcapada tampak hadir.
Nampak tamu VIP bergiliran datang ada yang naik motor, mobil dan ada juga yang menggunakan pesawat pribadi. Para tamu undangan, berderet teratur memberi ucapan selamat sambil berjabat tangan.
Yang menarik pada acara resepsi itu tidak kelahatan satupun tamu yang membawa kado atau amplop. Tamu tidak ada yang nyumbang karena memang sudah diberi pesan lewat undangan elektronik ‘bahwa Nakulo dan Diyah Suyati tidak menerima sumbangan dalam bentuk amplop. Artinya, pesta pernikahan Nakulo dan Diyah Suyati ini benar benar clean sehingga diharapkan dapat menginspirasi para petinggi pdi kerajaan Ngawu awu Langit.
Pestanya sungguh meriah. Selain dimanja dengan menu makanan yang sehat, para tamu juga dihibur ‘berbagai seni tradisional setempat.
Pestanya sungguh meriah. Selain dimanja dengan menu makanan yang sehat, para tamu juga dihibur ‘berbagai seni tradisional setempat.
Namun ketika semua lagi bergembira ria tiba tiba Prabu Brawijaya bersama puluhan raksasa pengikutnya datang sambil ngamuk. Dengan beringas diobrak abriknya seluruh benda yang ada ditempat resepsi itu.
Bahkan dua petugas parkir-pun ikut terkapar karena kesampluk Prabu Brawijaya yang marah atas kematian anak buahnya.
Untung saja Bimo dan Harjuna yang ada disitu segera turun tangan. Dengan sekali gebug Bimo berhasil membuat Prabu Brawijaya Penguasa Selabentara itu Krungkeb saklawase.
Sedangkan para prajurit raksasa yang lain tewas disapu oleh panah Arjuna.***
Untung saja Bimo dan Harjuna yang ada disitu segera turun tangan. Dengan sekali gebug Bimo berhasil membuat Prabu Brawijaya Penguasa Selabentara itu Krungkeb saklawase.
Sedangkan para prajurit raksasa yang lain tewas disapu oleh panah Arjuna.***