Wayang Simpel "Petruk"



Gaspolchanel.com - Jauh sebelum dikenal dengan nama petruk, pemuda berhidung panjang seperti pinokio ini adalah anak seorang pendeta raksasa bernama Begawan Salantara, yang berasal dari golongan genderuwo.

Begawan Salantara yang merupakan petinggi Kerajaan dalam laut itu, dikenal memiliki perangai yang sangat jumawa.

Ketika itu si hidung mancung oleh saudara dan koleganya dipanggil dengan sebutan Bambang Pecuk Pacukilan.

Bambang Pecuk Pacukilan adalah sebuah nama besar yang tidak ada tandingannya, karena musuh dikampungnya sudah habis dan dianggap sudah tidak ada lagi yang sanggup melawannya.

Karena itu kemudian Ia mengembara dan berkelana untuk mencari musuh ketempat lain, hingga bertemu dengan Bambang Sukodadi seorang satriyo dari pertapaan.

Bluluk-tiba yang kebetulan juga sedang mencari sparing partner untuk bertarung. Orang jawa bilang Tumbu oleh tutup.

Keduanya lalu perang tanding alias duel. Tarungnya rame sekaleee hingga keduanya saling babak belur seluruh badan sampe wajah.

Setelah keduanya dedhel duwel dan sudah tidak tampan lagi, berubahlah Bambang Sukodadi menjadi Gareng dan Bambang Pecuk Pacukilan menjadi Petruk.

Dalam kisah Ambangan Candi Sapta Arga, Petruk memiliki peran penting. Pada cerita itu dikisahkan Dewi Mustakaweni putri negara Iman-imantaka berhasil mencuri pusaka Jamus Kalimasada.

Dengan hilangnya jimat tersebut berarti Pandawa lumpuh karena hilang pula kebijaksanaan dan kemakmuran.

Namun berkat kerja intelejen Pendawa yang dipimpin oleh Bambang Priyambodo anak Raden arjuna, jamus Kalimasada bisa diketemukan.

Prabu Kresna: Weeh, aku sangat mengapresiasi kerja Intelejen Pandawa karena telah mampu mendeteksi dan akhirnya dengan kerja Presisi mampu membawa Kembali pulang pusaka kebanggaan.

Wokee, untuk selanjutnya aku mengusulkan mulai sekarang Jamus Kalimasada kita titipkan kepada Petruk

Ketika Petruk dipasrahi memegang Jamus Kalimasada, banyak orang ingin merampasnya
termasuk Adipati Karna.

Dengan menggunakan Kyai Jalak, Adipati Karna membunuh petruk serta merebut Jamus Kalimasada.

Namun karena kesaktian ayah petruk yaitu Gendruwo Begawan Salantara, Petruk dapat dihidupkan lagi dan bahkan Jamus kalimasada bisa direbut kembali.

Karena kekuatan dan pengaruh Jamus Kalimasada, Petruk dapat menjadi raja Lojitengara dengan gelar Prabu Welgeduwelbeh.

Berbekal kesaktian ampuh, banyak negara ditaklukannya termasuk Pandawa dan Mandura juga dikalahkan. Hanya saja Raja Dwarawati tidak mau menyerah begitu saja dan sengaja mengirimkan Semar, Gareng serta Bagong sebagai wakil kerajaan untuk menaklukkan Prabu Wel Keduwel Beh.

Petruk: Hop Hop Hop sik! sebelum dilanjut pertarungan, aku tanya ? siapa kamu manusia jelek ? .. bentuke bunder ginjur ginjur seperti yoyo? Diantem sana ngglundung sini, diantem sini ngglindhing situ? Hmm! siapa kamu?

SemarEeehh, mbegegeg ugeg ugeg sadulito kowe masio dadi satriya, aku ngga takut. Tidak akan ngeper bos.

Petruk: Heehh!! wong tuwek elek koyo klepon. Aku iki Pentholane poro dewo kene. Mosok kamu nggak hormat dan malah ngajak tarung? Tak ladeni Pakdhe. Heit tampanana pusakaku nyoh eit he ha hiyaaat.

Perangnya rame banget. Namun dalam suatu kesempatan Semar berhasil smack down musuhnya. Saat Prabu wel geduwel beh cekakaran, Gareng dan bagong datang mengrubutinya sambil ngithik ithik. Karena merasa geli berkepanjangan akhirnya Prabu Wel Keduwelbeh kembali ke wujud aslinya sebagai Petruk.

Kresna yang sejak awal menjadi pengamat langsung mendekat.

Kresna: Lho lha kamu tuh ngapain Truk kok mengada ada seperti ini?

Petruk: Mohon dimaafkan, saya itu hanya mengingatken bahwa segala perilaku atawa tindakan harus diperhitungkan dulu. Mosok mbangun candi Sapto Argo kerajaan kok ditinggal kosong?. itu kan memberi kesempatan pencuri beroperasi.

Kresna: Lha hubangannya sama kita apa?

Petruk: Lha, akhirnya jimus kalimusada Hilang ta ?

Mendengar ocehan Petruk, Cep Klakep! Kresna langsung mingkem diem. Alasan yang diungkapkan Petruk atau Kantong Bolong, dawala memang banyak mengandung pesan, bahwa manusia itu harus bisa momong, momot, momor, mursid dan murakabi.

- Momong artinya bisa mengasuh

- Momot artinya dapat memuat segala keluhan

- Momor artinya Tidak sakit ketika dikritik dan tidak mudah bangga ketika disanjung

- Mursid artinya pintar sebagai Abdi, mengetahui kehendak Tuannya, dan

- Murakabi artinya Bermanfaat bagi sesame.***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama