Gaspolchanel.com - Drupada yang waktu mudanya bernama Arya Sucitra adalah putra Arya Dupara dari Hargajambangan dan merupakan turunan ke tujuh dari Bathara Brahma.
Arya Sucitra bersaudara sepupu dengan Bambang Kumbayana yang kelak lebih dikenal dengan panggilan Pandita Durna, yang sama-sama berguru pada Resi Baratmadya.
Untuk mencari pengalaman hidup Arya Sucitra pergi meninggalkan Hargajembangan mengabdikan diri pada Prabu Pandudewanata.
Di negara Astina, Sucitra menekuni seluk beluk tata kenegaraan dan tata pemerintahan. Karena kepatuhan dan kebaktiannya kepada Negara, oleh Prabu Pandu dicarikanlah Sucitra jodoh.
Kocap kacarita Raden Sucitra datang ke negeri Cempalareja atau Pancala saat Prabu Gandabayu mengadakan sayembara mencarikan menantu dewi Gandawati putri nya melalui perang tanding lawan Gandamana.
Berkat bimbingan Pandu, Sucitra menang TKO atas Gandamana. Kakak Gandawati itu kalah telak.
Dengan kalahnya Gandamana, selain mendapatkan Istri, Arya Sucitra juga diberi kedudukan sebagai raja muda di Cempalareja dengan gelar PRABU ANOM DRUPADA.
Atas kemenangan itu, Arya Sucitra sangat bersuka cita :
"hmm … enak nan .. selain mendapat istri cantik .. wee .. tambah bonus Jadi raja .. kursine empuk. Tapi yang penting ini bukan gratifikasi. So … tidak akan ditangkap petugas, karena semua ini adalah hasil memenangkan sayembara .. ha ha ha .. Matur Nuwun Prabu Pandu yang telah membantu saya .. ha ha,".
Setelah resmi menikahi Dewi Gandawati, Prabu Anom Drupada deberi momongan tiga orang anak, masing masing Dewi Drupadi, Dewi Srikandi dan Arya Dresta Yumna.
Pada suatu masa, Prabu Drupada kedatangan tamu tak diundang Bernama Prabu JUNGKUNGMARDEA yang ingin melamar Srikandi.
Yach .. karena tertarik hidup mulia, pinangan pengageng dari Paranggubarja tersebut diterima dengan kedua tangan terbuka tanpa hambatan.
Tahu dirinya mau dijodohkan, Srikandi lari pergi dari rumah menemui Raden Arjuna sambal terisak menceritakan apa yang dialaminya. Mendengar laporan kekasihnya, Arjuna muntab (marah), sambal naik moge mencari Prabu Jungkung.
Perkelahian tidak terhindarkan hingga Prabu Jungkungmardea tewas oleh Arjuna.
Pembelaan Raden Arjuna kepada Dewi Srikandi, dapat juga disebut lantaran : Sedumuk batuk. Waktu jaman purwa Kesatria berebut seorang puteri, jadi suatu kemuliaan, dapat nama baik. Dan perbuatan yang demikian ini tidak masuk kategori perbuatan hina sebab dengan bertaruh jiwa.
Pada masa kekuasaannya, Prabu Drupada berselisih dengan Durna. Separo dari wilayah negara Pancala direbut secara paksa oleh Durna melalui peperangan dengan bantuan anak-anak Pandawa dan Kurawa.
Api dendam Prabu Drupada terus menyala dalam dada.
Raja Cempala itu lalu bersesaji sambal memohon pada Batara Agni untuk merestui cita-citanya membalas dendam pada Durna.
Mendadak dari api sesaji menjelmalah seorang bayi berpakaian perang yang akan mewujudkan harapan Prabu Drupada. Bayi itu diberi nama Drestajumena.
Dalam perang Baratayuda,Prabu Drupada yang memihak Pandawa,akhirnya memang berhadapan langsung dengan Durna, namun berhasil dikalahkan dan gugur terkena panah Cundamanik.
Dalam cerita Baratayuda, Tokoh Prabu Drupada digambarkan sebagai manusia yang penuh dengan rasa dendam.
Sehingga dendam ini juga diwariskan pada anak-anaknya. Dan ternyata pembalasan dendam tidak membawa keuntungan apa-apa.***