Wayang Simpel "Sadewa"



Gaspolchanel.com - Sadewa atau Sahadewa adalah anggota Pandawa yang termuda. Jika Nakula sang kakak dikisahkan memiliki kelebihan wajah yang tampan, Sadewa digambarkan memiliki kepandaian dan etika santun daripada kakak kakaknya.

Raden Sadewa atau Tangsen merupakan kembaran dari Raden Nakula, bungsu dari Pandawa Lima.

Sadewa memiliki sifat jujur, setia, taat, dapat menjaga rahasia, dan ahli menggunakan pedang. Jika dibandingkan dengan saudara kembarnya, Sadewa punya keunikan tersendiri yaitu memiliki ingatan kuat serta pandai dalam menganalisis sesuatu.

Selain itu, Sadewa juga ahli dalam metafisika yang ia peroleh dari Ditya Sapulebu yang ia kalahkan saat Pandawa membangun negara Amartha di Hutan Mertani.

“Kepandaian saja tidak cukup, kalau dalam laku hidup tidak berbakti sama orang tua,” demikian ungkapan Sadewa itu bermakna dalam.

Setidaknya satria Pandawa itu ingin menunjukkan bahwa Bekti pada orang tua pasti akan berbuah berkah.

Alkisah, Dewi Kunthi Ibu tiri yang pernah mengasuh Sadewa sejak kecil, sautu saat merasa ketakutan karena akan dimangsa Kalantaka dan Kalanjaya.

Mengetahui hal itu Sadewa memohon kepada Batari Durga agar kedua raksasa tersebut dimusnahkan.

Permintaan tersebut dikabulkan oleh Bethari Durga dengan syarat Sadewa harus bersedia menjadi tumbal agar Bethari Durga bisa tetap centil dan cantik.

Walaupun sadewa siap memenuhi keinginan Durga, namun Dewi Kunthi tidak setuju. Akibatnya Batari Durga marah lalu mengejar Sadewa untuk memangsanya.

Kejar kejaran-pun tidak terhindarkan lagi. Saat sadewa hampir tertangkap, tiba tiba Sang Hyang Narada datang dan menengahinya.

Tetapi upaya itu gagal sehingga Narada melaporkan kasus antara Durga dan Sadewa tersebut ke Bethara Guru.

Setelah sejenak berfikir sambil memegangi jidatnya, Bethara Guru kemudian menitis kedalam diri Sadewa.

Selanjutnya Sadewa yang didalam dirinya sudah bersemayam Bethara Guru berhasil membunuh preman raksasa Kalantaka dan Kalanjaya.

Dengan terbunuhnya Kalantaka dan Kalanjaya, kehidupan Sadewa dan Ibunya terasa nyaman, hingga akhirnya.

Sadewa: Bu, saya sudah lama menjomblo. Saya sebenarnya ingin mempersunting putrinya Begawan Badwangan Nala.

Niat Sadewa itu didengar oleh Kresna, yang kemudian Bersama wadyabala Dwarawati cancut taliwanda langsung berangkat ke Banyuwangi tempat putri tinggal.

Ndelalah-e berbarengan dengan itu, Prabu Singamurti raja Trancang Gribig juga punya keinginan sama berangkat ke banyuwangi ingin mempersunting anak Begawan Badawangan Nala.

Selaku pimpinan rombongan, Patih Kala Wahara ngumpulke anak buah untuk apel di halaman kerajaan.

Kala Wahara : He para wadyabala, Sinuhun Kanjeng Prabu Singamurti ngutus aku ngumpulke sampeyan kabeh untuk berangkat secara gerombolan ke Banyuwangi nglamar Retna Dewarsini.
Pesennya Prabu Singamurti, nanti kalo ketemu barisan warawati jak tawuran saja. Tidak perlu takon macem macem, langsung sikat.

Wadyabala : Kok tawuran ? kan itu melanggar hukum patih!

Kala Wahara : Tenang saja ! Kita ini rombongan raksasa yang terkenal braokan dan tidak punya sopan santun. Pasti dimaklumi. Wis ayooo ndang berangkat.

Singkat cerita, ditengah perjalanan kedua rombongan Pimpinan Prabu Kresna dan Kala Wahara bertemu. Tak ayal, mereka saling bertarung. 

Karena rombongan Dwarawati terdiri dari banyak satria dan senapati sakti, akhirnya berhasil memukul
mundur Raja Singamurti. Bahkan para pengikutnya yang semuanya raksasa kocar kacir lari tunggang langgang.

Diceritakan, walau sebagai bungsu dari lima bersaudara, Sadewa memiliki sifat yang paling bijak diabnding kakak kakaknya. 

Yudistira sebagai pembarep pernah mengatakan bahwa Sadewa lebih bijak daripada Wrehaspati, yaitu gurunya para Dewa.

Dalam cerita pewayangan, Istri Sadewa hanya seorang, yaitu Perdapa putri Resi Tambrapetra. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak bernama Niken Sayekti dan Bambang Sabekti. Masing-masing menikah dengan anak-anak Nakula yang bernama Pramusinta dan Pramuwati.***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama