Gaspolchanel.com - Kyai Lurah Semar Badranaya atau lebih dikenal dengan nama semar merupakan tokoh punakawan paling utama dalam pewayangan.
Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan kisah Mahabharata dan Ramayana.
Semar yang sejatinya adalah dewa berparas elok bernama Batara Ismaya. ketika berada di Ngarcapada atau jagad raya sebenarnya sedang mengemban tugas.
Diantaranhya membimbing para manusia keturunan dewa serta manusia berbudi luhur sejak jaman Prabu Pakukuhan sampai jaman Parikesit.
Semar yang memiliki watak sabar dan selalu memberikan petunjuk pada pimpinannya serta cinta kepada keluarga, jika marah akan mengeluarkan air mata yang pasti membuat musuhnya ketakutan.
Walau demikian sebagai abdi dari tokoh utama cerita yaitu Sadewa, Semar bukan sekedar pengikut.
Ia juga seorang tokoh yang cerdik untuk selalu melontarkan candaan yang menjadikan kehadirannya selalu memberi warna seperti ketika sedang bersantai bersama anak anaknya.
Semar : Hai bocah bocah, Gareng Petruk dan Bagong, tak kasih teka teki ya “Dari jauh kelihatan Merah setelah dekat ternyata warna hijau apakah itu?
Secara serempak anak anaknya menjawab : lampu merah
Semar : Bener ! bener bener salah!
Mendengar apa yang disampaikan Ki Semar, ketiga anaknya cekikikan sambil saling pandang. Belum habis rasa gaeli mereka, Ki Semar melanjutkan pembicaraannya.
Semar : Dari jauh kelihatan merah setelah dekat koq hijau, jawabane “salah lihat!”
Lha dalah! ternyata Ki Semar bukan hanya sanggup memberi nasehat, tapi bab memberi suasana segar ketika rembugan, dia juga smart.
Pokokmen Semar adalah tokoh yang juga pinter melemparkan joke untuk mencairkan suasana.
Selain cakap, berbudi luhur dan lurus dengan tubuh bulat, senyum lebar mata sembab serta potongan rambutnya yang kuncung, Semar menjadi tokoh wayang istimewa serta unik disepanjang penampilanya.
Jika dipahami bahwa hidup merupakan anugerah dari Sang maha hidup maka Semar merupakan anugerah Sang maha hidup yang hidup dalam kehidupan nyata.
Semar : Nek ngomong sibuk ya sibuk! Tapi sak sibuk sibuke jalmo menungsa aja lali ngaturke penuwun marang pengeran! Karena semua itu kersane Gusti kang murbeng dumadi. Aja do kementhus nek pas neng nduwur, ojo sewenang wenang nek pas duwe pangkat opo maneh nganti nyengsarakke rakyat. Merga sopo sing gawe liyan sengsoro bakale ngunduh ciloko. Ning kosok baline aja do nggresula nek pas pinaringan sengsara. Itu hanya untuk pengingat bahwa suatu saat kita harus berkomunikasi sama yang diatas.
Tokoh yang diikuti Semar adalah gambaran riil bahwa sang tokoh tersebut senantiasa menjaga, mencintai dan menghidupi hidup itu sendiri. Hidup yang berasal dari Sang Maha Hidup.
Semar : Jika hidup itu dijaga, dipelihara dan dicintai maka hidup tersebut akan berkembang mencapai puncak dan menyatu kepada Sang Sumber Hidup.
Manunggaling kawula lan Gusti. Pada upaya bersatunya antara kawula dan Gusti inilah Semar menjadi penting.
Berdasarkan makna yang disimbolkan dan terkandung dalam tokoh Semar, maka hanya melalui Semar, bersama Semar dan di dalam Semar, orang akan mampu mengembangkan hidupnya hingga mencapai kesempurnaan dan menyatu dengan Tuhannya.***