Gaspolchanel.com - Yudistira adalah putera pasangan Prabu Pandu dan Dewi Kunthi.
Nama Yudistira dalam bahasa Sanskerta bermakna "teguh atau kokoh dalam peperangan.
Yudistira dan keempat adiknya, yaitu Bimasena, Arjuna, Nakula, dan Sadewa dikenal dengan sebutan Pandawa, yang semuanya lahir melalui mantera.
Sebagai putera tertua, Yudistira juga dikenal dengan sebutan Puntadewa dan Dharmaraja, yang bermakna menegakkan dharma dalam sepanjang hidupnya .
Selama Pandu dewanata hidup di hutan sampai akhirnya meninggal dunia, tahta Hastinapura untuk sementara dipegang oleh kakaknya, bernama Destarastra, ayah para Korawa.
Ketika Yudistira menginjak dewasa, Destarastra sebenarnya ingin menyerahkan tahta-nya kepada Pendhawa, namun ditolak oleh Duryudana, anaknya.
DURYUDANA : Bapak itu pigimana sih ? .. mbok jangan terlalu jujur gitu loh. Yang namanya Tahta .. itu adalah salah satu bagian penting dari Harta .. dan Wanita. Enak lho pak, mosok mau dikasihkan ke Pendhawa? lha mbok di kasihkan ke aku !
DESTARASTRA : Tidak bisa begitu cah bagus. Tahta ini bukan milik kita .. ini adalah titipan. Bapak dulu pernah janji .. suk nek Pendhawa wis dah gede, kedudukan ini akan bapak serahkan kepada yang berhak, yaitu mereka, pendhawa.
DURYUDANA : Wahh sebeh kacau .. mbok kayak pejabat pejabat Hastina itu! rejeki tidak lari kemana mana, tapi dibagi dengan CS nya dong. Saya kan anaknya bapak, mosok tidak CS.
DESTARASTRA : Ra po po saiki tak bagi bagi, tapi suk mben kalo kita kena tuduhan pasal penggelapan.. mau dipenjara?
DURYUDANA : Lha kalo dipenjara .. ya kasihkan orang lain saja Beh. Kita yang enak enak saja.
Itulah Duryudana yang nyolu bapake, agar hastina tidak dikembalikan pada pendawa.
Terjadi pertentangan batin dalam diri Duryudana. Karena yang menang Setan, akhirnya Duryudana minta tolong Harya Sengkuni sang paman untuk nyingkirke pandawa dengan cara membakar gedung tempat para Pandawa tidur.
Namun, Yudistira dan adik adiknya berhasil lolos dan untuk sementara tinggal di kerajaan Pancala.
Sementara itu, Persaingan antara Pandawa dan Korawa dalam memperebutkan Hastinapura sedikit mereda, setelah Hutan Kandhawaprasta diserahkan pada Pandawa. Sedangkan pihak Kurawa diberi jatah Hastinapura.
Walau demikian tetap saja para Kurawa ingin memancing kerusuhan dan berusaha membuat perasaan Pandawa tidak nyaman.
Dasarnya tidak pernah mensyukuri. Dapat bagian berapapun tetap mengatakan belum cukup.
Maka akhirnya anake Destarastra itu membuat rencana mencederai Yudistira.
Acaranya adalah dengan membuat teror, mengadakan pesta dihutan.
Ndelalahnya, Pas Hari - H Katering yang sudah dipesan melalui EO tidak kunjung datang.
Belakangan diketahui .. ternyata pimpinan EO yang juga sering menangani acara weeding itu terkenal sudah sering ngapusi, dan sudah dilaporkan ke pihak berwajib oleh ratusan korbannya.
Karena modal habis, Duryudana hanya menyelenggarakan Slametan. Saat acara sedang berlangsung , datanglah Gendruwo Citrasena sak rombongan.
Penguasa salah satu lahan dihutan itu ngamuk karena Duryudana lupa minta ijin dan tidak membayar uang jasa.
DURYUDANA : Lho .. mosok tekan hutan yo di pajeki ? Karepmu piye Citrasena?
CITRASENA : Ha ha .. ora sah cemuit DUR .. Duryudana. ini sudah lumrah. Dimana mana itu ada pajeknya. Nek kowe ra gelem bayar, tak enteki anak buahmu
Selang beberapa saat terjadilah tawur. Para Kurawa dihajar entek amek tanpa ada yang berani melawan.
Melihat itu .. Yudistira merasa kasihan .. dan akhirnya menolong Duryudana.
( aneh ya ? .. musuh kok di bela ? ) ..Tapii .. itulah Yudistira atau biasa juga dipanggil Samiaji .. yang artinya “Mau menghormati orang lain bagai dirinya sendiri”.
Atas pertolongan Yudistira, membuat Niat Duryudana yang ingin mencederai para Pandawa justru berakhir dengan rasa malu luar biasa.
Dan Berkat Yudistira pula kini hutan menjadi nyaman. Untuk itulah ia kemudian memindahkan istana nya dari alam jin ke alam nyata untuk dihuni para Pandawa.
Setelah itu, Yudistira dan keempat adiknya menghilang, untuk kelak dikemudian hari naik tahta menjadi raja di hutan Kandhawaprasta.
Walaupun Yudistira siap menjadi raja, namun sebenarnya itu atas desakan keempat adiknya.
Sementara itu Kresna dan Baladewa juga merasa suka cita yang sangat mendalam atas peristiwa naik tahtanya Yudistira.
Kakak beradik itu kemudian mengutus Wismakarma, seorang ahli bangunan dari Kahyangan untuk menyulap Kandawaprastha menjadi istana megah bernama Indraprastha yang artinya ‘Kota Dewa Indra’.***