Gaspolchanel.com - Desakan agar sprint race atau balapan ekstra hari Sabtu pada MotoGP 2025 agar dihapus terus bergaung.
Francesco Bagnaia yang gagal menjadi juara dunia MotoGP 2024 seolah menjadi cermin untuk mendesak Dorna maupun Liberty Media menghapus sprint race.
Pembalap Ducati Lenovo Team ini gagal menutup musim sebagai pemuncak klasemen, meski secara jumlah kemenangan menjadi yang paling banyak.
Pada balapan utama, kemenangan Francesco Bagnaia secara keseluruhan sebanyak 11 kali, tetap tidak dapat mengungguli Jorge Martin sebagai juara dunia MotoGP 2024, walau hanya memiliki 3 kemenangan.
Casey Stoner, legenda MotoGp menilai jika sesi sprint race MotoGP yang berlangsung dalam dua musim terakhir ini lebih baik dihilangkan. Pembalap asal Australia ini memiliki alasan yang cukup masuk akal.
Menurut Stoner, sprint race menghilangkan esensi balapan sebenarnya dan membuat pembalap kehilangan fokus di hari Minggu.
Dikatakannya, Sprint Race sangat menyita waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk konsentrasi pada balapan inti. Mereka tidak seharusnya mengadakan kejuaraan dunia dengan (balapan) mini. Ini seharusnya pentas endurance," ujar Stoner, dikutip dari Crash, Jumat 15 November 2024.
Jika ditelusur sejak awal mula balapan MotoGP dimulai, yakni tahun 1949, para pembalap sudah terbiasa melakukan tampil habis-habisan di hari Minggu sebagai race utama. Sedangkan hari Jumat hingga Sabtu, para rider lebih banyak mencari data dan set-up.
Eks Pembalap Ducati asal Australia ini menilai balapan seharusnya digelar dalam putaran lap yang banyak. Sedangkan sprint race sendiri hanya sebentar dan tidak mencerminkan situasi balapan yang sesungguhnya.
"Kejuaraan dunia seharusnya berlangsung dalam perlombaan jarak jauh. Anda (tidak boleh) mengumpulkan poin dari balapan sprint semacam ini karena poin seharusnya diperoleh pada hari Minggu ketika balapan utama," pungkasnya.***