Gaspolchanel.com - Lakon "Wirataparwa" adalah cerita wayang mengisahkan ketika para Pandawa harus bersembunyi selama setahun setelah mereka dibuang selama dua belas tahun di hutan karena ulah licik Sengkuni saat bermain dadu.
Kelima tokoh Pendawa bersama Drupadi lalu melakukan penyamaran, Yudistira menyamar sebagai seorang brahmana bernama Kangka, Werkudara menyamar sebagai juru masak bernama Balawa.
Lalu Arjuna menyamar sebagai seorang wandu yang mengajar tari dan nyanyi. Nakula menjadi seorang penggembala kuda, Sadewa menjadi penggembala sapi. Sedang dewi Drupadi menjadi seorang perias bernama Sairindi.
Itulah cuplikan cerita yang dibabar dalang muda berpotensi, Jagad Bilawa dalam pentas wayang kulit di Musium Ranggawarsita Semarang beberapa waktu lalu.
Berbicara tentang Dalang muda, Jagad Bilawa adalah salah satu diantara yang dimiliki kota Semarang dan cukup produktif dalam pementasan Wayang.
Belajar secara otodidak, Jagad Bilawa yang asli Semarang ini memiliki nama lengkap Cahyaning Jagad Bilawa Jati.
Ia mulai tertarik wayang saat masa kecil karena sering diajak nonton pertunjukan wayang oleh orang tuanya. Menginjak Sekolah Dasar kelas 4 mulailah ia belajar mendalang.
Lewat bimbingan dari Ki Soeradji Hadi Kusumo Projodipuro yang terkenal bertangan dingin dalam membimbing siapapun yang ingin belajar seni pedalangan maupun karawitan.
Jagad menerima gladen (latihan) cukup ketat dan rutin hingga sekarang. Ia ingat pertama kali pentas mendalang menampilkan lakon "Kangsa adu jago".
Hingga sekarang sudah banyak cerita Wayang yang dipentaskan, diantaranya : Satriya Pinilih, Suwanda Kridha dan masih banyak lagi.
Ki Jagad Bilawa Jati (baju putih bergaris) bersama penulis di ANGKRINGAN (asyik nangkring sinambi omon2 an)
Beberapa pecinta wayang yang sempat menyaksikan penampilannya mengatakan bahwa Jagad Bilawa adalah dalang muda potensial yang mahir dengan sabetan-sabetan inovatif dan khas dalam pentasnya.
Atraktif serta inovatif dan itu membuat pertunjukan berlangsung meriah juga gayeng. Penonton tak beranjak menuntaskan hingga pergelaran wayang tancep kayon.
Ketika ngobrol di ANGKRINGAN Jagad Bilawa yang juga Mahasiswa semester IX UPGRIS jurusan PGSD ini menyampaikan keinginan agar para Stakeholder memberi kesempatan dan ruang seluas luasnya pada Dalang khususnya Dalang Muda untuk tampil.
Ki Jagad Bilawa juga berharap agar Generasi Muda jangan meninggalkan Budaya Jawa sebagai Identitas Indonesia serta sering seringlah pelajari seni Pedalangan agar tumbuh dan kelihatan.***