Wayang Simpel Antareja

 

Gaspolchanel.com - Antareja adalah putra sulung Bimasena dengan Dewi Nagagini putri Batara Antaboga, yaitu dewa bangsa ular di kerajaan Sapta Pratala.

Diceritakan, Perkawinan Bima dan Nagagini terjadi setelah pandawa selamat dalam peristiwa terbakarnya pesanggrahan waranawata yang dibuat kurawa. Sedangkan Antareja lahir dan dibesarkan oleh Dewi Nagagini sendirian, karena ditinggal Bima merantau.  

Bersamaan dengan lahirnya Antareja, Pembesar negara jangkarbumi bernama Prabu Nagabaginda membuat ontran ontran di kahyangan Suralaya. 

"Ha he ha he ..Hee mbuh ra ruh ! Pokemon eh pokokmen aku Prabu Nagabaginda dari Jangkarbumi minta, I want supaya Dewi Supreti Istrinya Sang Hyang Antaboga bisa tak peristri. Mau tak jadikan wife or permasuri .. he ha he  .. heee  he," ucapnya. 

Namun sayang cengengesannya tidak digubris. Permintaan Prabu Nagabaginda ditolak oleh raja Tribuwana. Akibat penolakan itu, maka  terjadilah perang tanding. 

Karena tidak mampu melawan kesaktian prabu Nagabaginda, Para Dewa kemudian meminta Batara Antaboga  untuk turun tangan. 

Antareja yang masih bayi kemudian dibawa ke medan tempur dan dipertemukan dengan raja Jangkarbumi. 

Sebelum diadu, Antareja  yang masih bayi itu, badannya dilumuri air liur Antaboga, sehingga menjadi kebal senjata. 

Bayi Antareja tidak mati melainkan bertambah dewasa, dan malah sebaliknya dapat membinasakan Prabu Nagabaginda. Setelah tewas, Ruh Nagabaginda kemudian menyusup ke tubuh Antareja.

Sebagai ksatria yang mampu hidup dan berjalan didalam bumi, Antareja berbekal Ajian Upasanta pemberian Hyang Anantaboga. 

Lidahnya sangat sakti, mahluk apapun yang  dijilat telapak kakinya akan menemui kematian. 

Sementara itu dengan kulit bersisik napakawaca, antareja kebal terhadap senjata. Jimat  cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, juga memiliki tuah  “menjauhkan diri dari  kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah.

Cincin itu juga dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir. Prabu Kresna bingung ngrasakke Antareja sing tambah sekti. Dalam hatinya, Kresna berfikir.

“Wahh bahaya nih. Dalam perang besar Baratayuda nanti, Antareja tentu akan mengacaukan suratan rencana para dewa yang tertulis pada Kitab Jiptasara," batinnya. 

Sudah barang tentu,  Antareja bisa membunuh siapa saja. Padahal dalam buku yang berisi suratan nasib setiap orang yang ikut dalam Baratayuda, Antareja akan berhadapan dengan Prabu Baladewa, yang tak lain adalah kakak Prabu Kresna.

Dengan merubah bentuk menjadi Kumbang Putih, Kresna yang berhasil mempelajari isi Kitab Jiptasara berusaha mencari jalan keluar.

"Woo kalau begitu untuk mencegah keikutsertaan Antareja dalam perang Baratayuda, harus di sukabumi-kan dulu !  Dan ini  penting untuk menyelamatkan Kakang Baladewa," kata Kresna. 

Tipu muslihat pun dijalankan. Kresna lalu menanyakan kepada anak sulung Bima : “Antareja, If you ingin berkorban jiwa raga demi kejayaan para Pandawa, coba lah sekarang kamu menjilati telapak kaki-mu sendiri," ucap Kresna ke Antareja. 

Aduh yung, seketika seseg ambegane, pedhot nafase, Antareja tersengal sengal, setelah menjilat telapak kakinya sendiri. Dan tidak menunggu lama setelah itu, Antareja pun tewas sebagai "Tawur" atau pengorbanan keluarga, demi mencapai kejayaan perang.***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama