Wayang Simpel Drestajumena

 

Gaspolchanel.com - Arya Drestajumena  atau Trustajumena adalah putra bungsu Prabu Drupada, raja negara Pancala dengan permaisuri Dewi Gandawati. 

Arya Drestajumena yang berwajah tampan, bersifat pemberani, cerdik dan trengginas mempunyai kakak kandung dua orang, masing-masing adalah Dewi Drupadi, istri Yudhistira, raja Amarta dan Dewi Srikandi, istri Arjuna.

Someday, karena sakit hati merasa terhina, dan merasakan shock yang mendalam akibat ulah Pendita Durna, Prabu Drupada melakukan pemujaan kepada para dewa dengan menggunakan Tungku Pedupaan.

“Duh dewa Bathara … mbok ya-o kepada hamba diberi putra laki laki untuk  membalaskan sakit hati hamba atas perbuatan si tua Durna," kata Prabu Drupada. 

Weee lha dalah buah dari sabar menunggu singkat kata lahirlah si jabang bayi yang kelak diberi nama Arya Drestajumena. 

Dengan bekal berwajah tampan kaya bintang sinetron gek pinter pisan, sudah barang tentu Arya Drestajumena menjadi incaran para wanita. 

Saban hari HP nya banyak sliweran cewek-cewek mulai dari yang biasa hingga selegram, semuanya siyap ditembak Drestajumena. 

Namun demikian Arya Drestajumena tidak terpengaruh. Dia tetap menjadi pemuda alim, yang sampai pada masanya Arya Drestajumena menikah dengan Dewi Suwarni, putri Prabu Hiranyawarma, raja negara Dasarna.

Dari perkawinan tersebut Drestajumena memperoleh dua orang putra lelaki bernama Drestaka dan Drestara. 

Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya Arya Drestajumena harapan Prabu Drupada membalas sakit hatinya so pasti terwujud.  

Pancen wis suwe di gadang gadang …  Weeee ndelalah nya juga pada saat itu roh Ekalaya, raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada Resi Durna menyusup dalam diri Arya Drestajumena. 

Setelah melalui pertempuran sengit Arya Drestajumena yang kemasukan roh Ekalaya akhirnya berhasil membinasakan Resi Durna dengan memenggal kepalanya. 

Naminga .. eh .. Tapi-a ( tetapi ) ..perbuatan Drustajumena itu justru mendapat celaan dan dianggap menghina derajat seorang pendeta, karena Durna merupakan guru Pendawa dan Korawa. 

Utang Pati saur pati, hutang nyawa harus dibayar nyawa itulah semboyan .. Aswatama, anak Pandita Durna yang mbededheg atas kematian ayahnya. Dan dalam suatu kesempatan Drustajumena akhirnya juga tewas dibunuh oleh Aswatama sehabis perang Baratayuda selagi tidur. 

Dalam gambaran peristiwa ini apa yang dilakukan Aswatama sebenarnya bukan sekedar pembalasan atas perbuatan Drestajumena terhadap Durna, ayahnya, tetapi lebih dari itu adalah sebagai balas budi dan ngabekti seorang anak kepada bapaknya. 

Arya Drestajumena tewas dibunuh Aswatama yang berhasil menyusup masuk istana Astina dalam usahanya membunuh Parikesit. 

Seperti yang dilakukan terhadap Durna, Drestajumena pun tewas dengan kepala terpisah dari raganya.***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama