Gaspolchanel.com - Pada jaman dahulu kala, syahdan Begawan Wisrawa dan istrinya Dewi Sukesi dari kerajaan Lokapala adalah pasangan yg berusaha mengamalkan Serat Sastrajendra.
Niat itu tertunda dikala mereka mendapat cobaan, karena anak anaknya penuh angkara murka dan berujud Raksasa. Masing masing adalah Dasamuka atau Rahwana, Dewi Sarpakenaka dan Kumbakarna.
Sedangkan Wibisana adalah putera bungsu mereka yang terlahir dalam ujud manusia.
Saat masih remaja, Gunawan Wibisana pernah bertapa di Gunung Gohkarya selama bertahun-tahun dan bertemu Batara Narada.
"Nuwun sewu Batara, Saya memohon untuk bisa menjadi ksatria yang tahu kebenaran hakiki, dan berani bertindak untuk menyatakan kebenaran," kata Wibisana kepada Batara Narada.
Permintaan itu dikabulkan, tetapi Bathara Narada mengingatkan : ….. ya oke lah yes, tapi inget bahwa untuk mencapai kebaikan dan menemukan kebenaran harus selalu ada yang perlu dikorbankan.
Berkaitan dengan keinginannya ini, Gunawan Wibisana tentu sadar jika akhirnya harus mengorbankan kesetiannya pada Tanah Air dan saudara-saudaranya.
Pada suatu kisah tatkala Dasamuka menculik Dewi Sinta, bersama dengan Kumbakarna, berkali-kali Wibisana memberi nasihat : “Lebih baik Sinta dibebaskan kakanda, agar tidak terjadi perang antara Bala tentaranya Rama dengan alengka. Selain itu, bagaimana pun yang kakanda hadapi adalah seorang titisan Wisnu yang tidak mungkin dikalahkan.
Perdebatan antara kakak beradik itu pun semakin panas hingga keduanya terlibat pertengkaran, sampai akhirnya Wibisana diusir dari Kerajaan Alengka.
Dengan hati hancur, Gunawan Wibisana pergi meninggalkan istana Alengka. Ia kemudian berjumpa dengan Ramawijaya, musuh kakaknya.
Di hadapan Rama, Wibisana menyatakan niatnya untuk mengabdi pada Rama dan berjanji akan setia. Dan Ramawijaya tak bisa menolak, hingga akhirnya menerima baik niat Wibisana.
Kelak dari Wibisana itulah terungkap berbagai rahasia kekuatan Kerajaan Alengka, sehingga lebih mudah bagi Ramawijaya dan bala tentaranya untuk mengalahkan bala tentara Kerajaan Alengka.
Ketika Laksmana kesulitan untuk membunuh Dewi Sarpakenaka, Wibisana juga memberi tahu letak kelemahan kakak perempuannya tersebut.
"Wilih, sipiliding itu di jabuti dulu kuku-kuku berbisa milik Dewi Sarpakenaka, kakakku. Karena disitulah letak kesaktiannya," ucapnya.
Begitu pula saat salah satu anak Rahwana yang bernama Trisirah susah dimatikan dan membuat kewalahan pasukan Rama, Wibisana juga memberi tahu “Ini juga gampang. dipanah saja dengan Trisula pasti njengking dia.
Bahkan Sewaktu Anoman serta Trigangga berhadapan dengan Bukbis alias Topeng Waja, Wibisana juga lah yang member tahu agar membawa cermin raksasa yang memantulkan sinar sakti dari Topeng Waja sehingga akhirnya Bukbis tewas oleh pantulan sinar saktinya.
Kocap kacarita, setelah bala tentara Kerajaan Alengka dikalahkan dan Prabu Dasamuka mati terbunuh, Gunawan Wibisana diangkat menjadi raja Alengka oleh Rama dan diberi hadiah berupa Kereta kencana Kyiai Jatisura serta wejangan yang disebut ajaran Hastabrata.
Gunawan Wibisana adalah Satria yang kebal terhadap guna guna karena memiliki Aji-aji Dispasanjata itu. Memang menjadi suluh bagi golongan putih dan sebaliknya selalu membuat awan gelap bagi sang durjana.
Tidak dipungkiri, Gunawan Wibisana menjadi 'Tanda Kebenaran' yang tidak larut dalam lautan Ke-angkara murkaan.
Melalui cahaya kebenarannya, Prabu Ramawijaya dari Ayodya beserta ribuan kera pasukannya berhasil menegakkan keadilan dan menumpas keangkara murkaan yg dilambangkan oleh Rahwana, kakak kandung nya sendiri.***