Wayangku: Memperingati Hari Wayang Nasional



Gaspolchanel.com - Wayang memiliki daya Tarik yang luar biasa. Mereka yang menyaksikan pertunjukan Wayang hampir tidak akan pernah beringsut meninggalkan tempat sebelum pagelaran usai. Apalagi bila yang disaksikan adalah pertunjukan Wayang Kulit.

Wayang memang sudah mandarah daging. Mbalung sungsum (jawa). Sehingga dimanapun tempat ada pertunjukan Wayang, berbondong bondong masyarakt datang menyaksikan.

Bukan hanya penonton, para pedagang pun juga banyak yang datang selain untuk menonton juga menjajakan dagangannya. Bahkan jauh sebelum pertunjukan Wayang dimulai, mereka (para pedagang keliling) sudah lebih dulu mencari dan menempati lahan yang dianggap strategis untuk jualan maupun nonton pertunjukan.

Kehadiran anak anak beserta orang tuanya yang ingin jajan atau mengikuti permainan disekitar area pertunjukan, semakin menambah semarak pertunjukan Wayang.

Wayang Kulit hadir ditengah masyarakat hanya ketika ada perhelatan. Entah itu Bedah Bumi, Peringatan Hari Nasional, Perhelatan Temanten, Supitan hingga Syukuran.

Karena disukai dan menjadi hiburan, waktu itu (sekitar tahun 60 hingga 90 awal) dimanapun ada pertunjukan Wayang, masyarakat yang bisa menjangkau pasti akan nonton. Biasanya berombongan bersama saudara maupun kawan.

Sehingga jika tidak datang lebih awal, bisa saja tidak akan mendapatkan tempat yang bisa leluasa buat menyaksikan. Jangan heran bila waktu itu melihat pertunjukan wayang bisa jadi berdesak desakan atau bahkan tidak mendapat tempat karena saking berjubelnya masyarakat yang antusias menyaksikan.

Hal itu bisa dimaklumi jika akan ada pertunjukan Wayang, jauh hari (sebulan sebelumnya) masyarakat luas sudah banyak yang tahu karena adanya woro woro (promosi) dari mulut ke mulut. Jika masyarakat sudah tahu, Ketika bertemu kawan yang lain akan saling menanyakan “Lakone Opo” (ceritanya apa), Dalangnya Siapa?

Pertunjukan Wayang waktu dulu, masyarakat masih terfokus pada cerita. Sehingga cerita Wayang yang akan dibabar oleh Dalang, sudah bisa dibayangkan oleh masyarakat luas. Selain kepentingan pedagang asongan atau yang sekedar menonton, cerita Wayang menjadi faktor utama keinginan masyarakat untuk datang menyaksikan.

Dimungkinkan masih sedikitnya media waktu itu, sehingga untuk mempromosikan tokoh Dalang belum begitu massif.

Kini peminat Wayang tidak lagi seperti dulu, Dimana penonton mau berdesak desakan, rela menunggu, namun tetep merasa asyik dan nyaman. Wajah riang gembira anak dan orang tua juga para pedagang membaur dalam aura bahagia, mencerminkan rasa persatuan, kedamaian dan kemakmuran bersama.

Semoga dalam perjalanan waktu, Wayang tidak akan hilang pesona. Karena disana, dalam lorong panjang masih banyak insan yang peduli akan eksistensi Wayang. Lewat perjuangan mereka (seniman, tokoh, pemerhati, masyarakat), semoga Wayang benar benar tidak punah tergerus kemajuan jaman.

Untuk menjaga kelestarian, meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap wayang Indonesia. Presiden telah mengeluarkan Keppres Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional.

Salah satu pertimbangan penetapan Hari Wayang Nasional adalah Wayang telah tumbuh dan berkembang menjadi aset budaya nasional yang memiliki nilai sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa Indonesia.

Setiap tanggal 7 November tiap tahunnya selalu diperingati sebagai Hari Wayang Nasional sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.

Indonesia memiliki sejumlah jenis Wayang yang berasal dari berbagai daerah.

Ketenaran Wayang tidak hanya di dalam negeri namun juga menyebar ke kancah Internasional. Terbukti bahwa UNESCO menetapkan wayang sebagai World Master Piece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Tujuan adanya Hari Wayang Nasional adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap Wayang Indonesia.

Selamat Hari Wayang Nasioal.***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama