Gaspolchanel.com - Tahun Baru merupakan momen yang dinantikan oleh banyak orang di seluruh dunia.
Namun, tahukah anda bagaimana perayaan ini bermula?
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah asal usul perayaan Tahun Baru yang dirayakan di seluruh dunia.
Sejarah Awal Tahun Baru
Perayaan Tahun Baru pertama kali tercatat dalam sejarah sekitar 4.000 tahun yang lalu, di Mesopotamia kuno (sekarang Irak).
Orang Babilonia merayakan Akitu, festival tahunan yang berlangsung pada bulan Maret untuk menyambut datangnya musim semi.
Pada saat itu, Tahun Baru tidak dirayakan pada 1 Januari, melainkan mengikuti siklus alam seperti musim panen atau siklus bulan.
Pada 46 SM, Julius Caesar, pemimpin Romawi, memperkenalkan Kalender Julian.
Ia menetapkan 1 Januari sebagai awal tahun, menghormati dewa Janus, dewa Romawi berwajah dua yang melambangkan awal dan akhir.
Tanggal ini dipilih untuk merefleksikan permulaan baru. Tradisi ini kemudian menyebar ke seluruh wilayah Kekaisaran Romawi.
Perkembangan Tahun Baru dalam Tradisi Kristen
Ketika Kekristenan mulai menyebar, perayaan Tahun Baru sempat digantikan oleh festival keagamaan. Gereja Katolik pada Abad Pertengahan lebih menekankan pada perayaan Natal dan Epifani.
Namun, pada abad ke-16, Paus Gregorius XIII memperkenalkan Kalender Gregorian yang kita gunakan hingga kini, mengembalikan 1 Januari sebagai permulaan tahun.
Tradisi Tahun Baru di Berbagai Dunia
Seiring waktu, perayaan Tahun Baru diadopsi oleh berbagai budaya dengan cara yang unik:
China
Tahun Baru Imlek dirayakan berdasarkan kalender lunar dengan tradisi seperti memberikan angpao dan membakar petasan untuk mengusir roh jahat.
Spanyol
Warga Spanyol memakan 12 butir anggur pada tengah malam sebagai simbol keberuntungan untuk 12 bulan mendatang.
Indonesia
Masyarakat menggabungkan tradisi lokal dengan perayaan modern seperti pesta kembang api, hingga liburan bersama keluarga.
Perayaan Tahun Baru menjadi simbol harapan, refleksi, dan resolusi bagi masyarakat di seluruh dunia.
Tahun Baru juga menjadi momentum untuk mengevaluasi diri dan membuat rencana ke depan, menjadikannya momen introspeksi yang universal.***