Gaspolchanel.com - Festival Gunung Slamet (FGS) adalah event pariwisata yang digelar secara rutin tahunan di Desa Serang Kecamatan Karangreja.
Kegiatan tersebut masuk dalam Top 10 Event Jawa Tengah serta Jawa Tengah Calendar Of Event 2025, dimana peluncurannya telah dilakukan beberapa waktu lalu di Radjawali Semarang Culture Centre.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Purbalingga, R. Budi Setyawan, SE., M.Si., yang hadir pada peluncuran Jawa Tengah Calendar Of Event 2025 di Semarang mengatakan, Festival Gunung Slamet Tahun 2025 merupakan event ke 8 kalinya. Bahkan tahun 2024 ini masuk dalam kalender Nasional Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupa Karisma Event Nusantara (KEN).
Ia mengungkapkan, penghargaan Top 10 Event Jawa Tengah merupakan moment penting untuk memberikan apresiasi kepada penyelenggara event yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke provinsi Jawa Tengah.
"FGS menjadi event ikonik yang telah menarik perhatian wisatawan dengan keunikannya mengangkat budaya dan tradisi lokal berupa pengambilan air mata air (tuk) Sikopiah dengan lodong (Bambu) serta tradisi makan nasi Gandul, Gundil dan Gereh (3G)," katanya.
Dijelaskannya, makan nasi 3G merupakan tradisi masyarakat di lereng Gunung Slamet, ketika Gunung Slamet berstatus siaga. Sedangkan
pengambilan air dari tuk mata air Sikopiah melambangkan kesuburan lereng Gunung Slamet.
FGS masuk dalam kalender event Jawa Tengah berbarengan dengan 9 event lainnya, yakni Solo Menari, Grebeg Sudiro, Solo Keroncong Festival, Java Baloon Atraction, Festival Arak-arakan Cheng Hoo, Dieng Culture Festival, Moroborobudur, Festival Kota Lama dan International Mask Festival.
Dirinya berharap, tahun 2025 selain FGS yang masuk dalam Jawa Tengah Calendar Of Event 2025, ada event lainnya yang juga muncul.
"Karena di Purbalingga juga sudah ada beberapa peristiwa yang cukup menarik dan layak naik kelas menjadi event regional bahkan nasional, seperti Festival Dolanan Anak Selakambang Kaligondang, Tanalum Culture Festival desa Tanalum Rembang, Festival Congot desa Kedungbenda, dan Festival Kopi.” pungkasnya(um).***