Gaspolchanel.com - Subadra atau Sembadra adalah puteri Prabu Basudewa dengan Dewi Rohini dari kerajaan Surasena.
Karena Subadra diyakini sebagai titisan Dewi Sri Widowati istri Bathara Wisnu, maka tidak mengherankan bila Ia memiliki watak setia, murah hati, baik budi, sabar dan jatmika atau selalu menjaga sopan santun.
Pendek kata, Sembadra digambarkan sebagai puteri merak ati yang patuh kepada suaminya. Kisah pertemuannya dengan Raden Arjuna terjadi saat masa pembuangan.
Arjuna tertarik dengan kecantikan Sembadra dan jatuh cinta padanya. Gayungpun bersambut, Kresna yang mengetahui hal itu, mendukung Arjuna untuk menikahi Subadra.
Sebaliknya, begitu mengetahui Subadra adiknya kabur bersama Arjuna,
Baladewa marah.
“Kampret si Arjuna .. grrm piye Jal iki ? grrm .. payah .. payah," kata Baladewa.
Untung saja saat itu tidak terjadi perang tanding antara Baladewa dan Arjuna, karena ada Kresna. Malah malah bukan hanya batal perang, tetapi juga dapat melaksanakan Ijab Kabul sekalian.
Dari pernikahan Arjuna dan Subadra, lahir seorang putera yang diberi nama Abimanyu atau dikenal juga dengan panggilan Angkawijaya.
Ketika perang besar di Kurusetra berkecamuk, Abimanyu dan Arjuna turut ke medan laga, sedangkan Sembadra tetap tinggal di Dwaraka.
Saat itu, umur Abimanyu masih 16 tahun. Dalam pertempuran itu, Abimanyu yang telah menikah dengan dewi Utara dan memiliki putera Parikesit, gugur dimedan laga.
Didalam kehidupannya, garis sejarah Dewi wara Sembadra memang penuh romantika. Pada lakon Sembadra larung, Raden Burisrawa yang tergila gila padanya mencoba menakut nakuti dengan kerisnya.
Melihat hal itu, Subadra justru menyerbu kearah keris dan akhirnya mati karena tertusuk. Mayat Subadra kemudian dilarung, dihanyutkan dalam perahu di bengawan Silungangga.
Ketika itu Raden Antareja, putera Werkudara keluar dari bumi untuk menghadap ayahandanya. Melihat mayat Dewi Sembadra, timbul niat Antareja untuk menghidupkan Sembadra dengan menggunakan cincin Mustikabumi.
Setelah sadar, Sembadra merasa bersyukur telah dihidupkan oleh Antareja kemenakannya sendiri.
Melihat ada laki laki mendekati bibinya, Gatotkaca langsung murka, bahkan menuduh Antareja yang membunuh Wara Sumbadra.
Lalu terjadilah perkelahian diantara keduanya. Disela sela pertarungan itu sekilas tyerdengar suara : Aja da Tawuran ya, tidak baik. Apalagi kalian saudara. Tawur kok di gedek gedek-ke, ra usum ! Ngrepoti warga masyarakat uga petugas Keamanan. Apalagi isih do nganggo seragam wayang, ngisin isini," ucap Sembadra.
Mendengar suara Sembadra, kedua putera Werkudara menjadi rukun dan bersama-sama mengawal bibinya untuk bertemu Raden Arjuna di Madukara.
Kisah romantisme Sembadra juga terjadi ketika Amarta dilanda kecemasan. Dewi Wara Sembadra suatu saat berkeinginan mencari Arjuna yang tidak kembali sejak memburu wahyu makutarama.
Atas bantuan Bathara Narada, sebelum pergi ke Kutarungu mencari suaminya, dirubahlah wujud Sembadra menjadi seorang laki laki dengan nama Bambang Sintawaka.
Cerita yang padat dengan tauladan kasih sayang dan bisa “memayu hayuning bawana” atau membawa perdamaian dunia ini berakhir happy ending.
Akhirnya Arjuna berkumpul kembali bersama istri, anak dan saudaranya dan bersyukur kepada Tuhan atas keberhasilan mendapatkan Wahyu Makutoromo, dan menghentikan malapetaka di Negeri Astina.***