Wayang Simpel Jayadrata

Gaspolchanel.com - Raden Jayadrata adalah seorang anak hasil dari pemujaan Begawan Sapwani Wijawastra di Banakeling. 

Jayadrata lahir dan  berasal dari karung bayi Raden Bratasena. Mungkin masih ingat ? waktu Bratasena atau BIMA dilahirkan, ia terbungkus dalam selaput tipis atau karung yang tidak dapat disobek. 

Ketika Bratasena bisa keluar, karung itu oleh Dewa dibuang dan jatuh di negeri Banakeling. Karung bayi itu kemudian diambil Begawan Sapwani dan dipuja hingga menjadi seorang anak laki-laki dengan nama Jayadrata Kesatria Banakeling. 

Setelah Jayadrata dewasa, ia ingin menghambakan diri pada Raja. Oleh petunjuk Sapwani, Jayadrata disarankan mengabdi kepada Raden Bratasena seorang Pandawa kedua. Ia masih saudaramu cah bagus.

Ketika hendak mengambil keputusan, datanglah Patih Sengkuni dengan maksud membujuk nya : 

“Kok Bratasena ? .. kalo niat menghamba itu ya ke Hastinapura saja ! Ketahuilah, jika nak ngger di Hastina, pasti dijadikan Punggawa besar dan (ketawa nylekit) dapet jodo dewi Dursilawati," ucap Patih Sengkuni. 

Memang tidak dipungkiri bahwa sebagai pembesar di Hastinapura waktu itu Prabu Duryudana terkenal sebagai raja besar yang paling kaya.

Namun demikian, keinginan Sengkuni memboyong Jayadrata ke Hastinapura dengan iming iming hadiah dan upeti adalah tipu muslihat. 

Sejatinya Sengkuni berharap Raden Jayadrata nantinya bisa menjadi panglima perang untuk melawan Pandawa. 

Perhitungan Sengkuni tepat. Setelah Jayadrata ngawula ke kerajaan Hastinapura, tidak berapa lama diangkat sebagai perwira yang ulung karena memperisteri saudaranya Prabu Duryudana. 

Sebagai pejabat baru, Jayadrata perutnya samsaya membuncit tanda makmur. Karena diberi kekuasaan besar, Jayadrata biasa dipanggil kesatria agung. 

Pada perang Baratayudha, nama Jayadrata selalu dipuja-puja walau dengan sembunyi-sembunyi oleh Begawan Sapwani. 

Tentu saja ini hanyalah trik untuk melemahkan  musuh dan meninggikan semangat  agar menang dalam perang.

Menanggapi ocehan Begawan Sapwani itu, Arjuna berkata.

“Jikalau ini hari aku tak dapat membunuh Jayadrata, maka aku akan bunuh diri dengan jalan membakar diripati obong," sumpah Arjuna. 

Kalimat tersebut didengar oleh Begawan Sapwani, yang kemudian menyembunyikan Jayadrata. Tapi ketika Arjuna akan membakar diri … Jayadrata mengendap endap hendak mengintip. Orang sekarang bilang, Jayadrata kepo. 

Namun naas, perbuatannya ketahuan oleh Kresna. Dan atas titah Kresna, Arjuna memanah Jayadrata dengan panah Pasopati hingga kepalanya jatuh di hadapan Sapwani yang masih asyik memuja Jayadrata.***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama