Gaspolchanel.com - Sengkuni adalah Patih di Negara Astina. Berperawakan kurus, wajahnya pucat kebiru-biruan, gaya bicaranya klemak-klemek, dan terkesan menjengkelkan.
Selain itu, perilaku Sengkuni cenderung licik, senang menipu, munafik, doyan memfitnah, menghasut, mencelakakan orang lain, dan iri hati.
Walaupun demikian, Sengkuni dianggap sebagai orang Cerdas karena pandai bicara dan tangkas.
Nun pada jaman dahulu kala ketika Pandudewanata berhasil mengalahkan Nagapaya, seorang Dewa kahyangan memberikan hadiah pusaka berupa Lenga Tala.
Ketika usia Pandu mulai tuwa dan sudah diambang kematian, Lenga atau Minyak Tala dititipkan kepada Drestarata untuk nantinya diserahkan ke Pandawa.
Weee lha dalah, karena pusaka Lenga Tala menjadi rebutan antara Pandawa dan Kurawa, maka Dretarastra memutuskan hendak melemparkan minyak tersebut jauh-jauh agar tidak menjadi sumber pertikaian antar saudara.
Mendengar niat Drestarata, Sengkuni kemudian mencari akal. Dengan licik sengkuni nyenggol tangan Dretarastra ketika hendak melemparkan cupu manik sehingga sebagian Lenga Tala pun tumpah.
Hee, asyik lah yauw Haryo syuman, eh Trigantalpati, ehh Sengkuni segera melepas semua pakaian dan bergulingan di lantai untuk membasahi seluruh kulitnya dengan Lenga Tala.
Dalam sekejap lumuran Lenga Tala itu telah membuat Sengkuni menjadi sakti, ora mempan kapak palune Pande.
Dalam cerita Pewayangan, Sengkuni diceritakan hanya sebagai penasihat utama Duryudana, raja Hastina.
Akan tetapi, walau hanya sebagai patih atau perdana menteri, pada hakikatnya Sengkuni lah sebenarnya pengendali Kerajaan Hastina.
Suatu hari Duryudono berkeluh kesah Ngudarasa perihal negara Indraprasta lebih baik ketimbang Hastinapura. Mendengar keluhan Duryudono, Sengkuni langsung pasang aksi.
"He he ndak usah mikir, mau mbangun Astina seperti Indrapasta, lah itu ngabisin anggaran. Direbut saja beres, jak geger saja," ucap Sengkuni.
Mendengar usulan Sengkuni, Duryudono setuju dan sekaligus menunjuknya sebagai pimpro dalam rangka perebutan Indraprasta.
“he he langkah ku adalah mengajak mereka main judi dadu di hastinapura, kan jaman wayang belum ada remi," kata Sengkuni.
Dengan tipu muslihat main dadu, Pandawa berhasil dikalahkan. Sedikit demi sedikit harta benda, kemerdekaan dan kerajaan Indraprasta jatuh ke tangan Duryudana.
Bukan hanya itu, selain bangkrut dan kukut, Pandawa harus diberi hukuman berupa menjalani hidup selama 12 tahun di dalam hutan.
“He he, tepu tepu ku berhasil. Dengan begini aku bisa menguasai Indraprasta selamanya," ungkap Sengkuni gembira sambil menepuk dada.
Licik, penuh intrik, mementingkan diri sendiri dan tidak peduli jika harus mengorbankan orang lain.
Suka menyebar fitnah dengan menyalahkan orang lain hanya untuk menutupi kesalahan dan prilaku buruknya, itulah potret sengkuni.
Apakah ada Sengkuni diantara kita?
Wee lha dalah bejibun. Sesakti apa pun manusia pasti akan mati. Demikian pula dengan Sengkuni.
Patih maha culas yang dengan pusaka tombak CIS nya mampu mendatangkan sumber air itu harus tewas mengenaskan ditangan Bima dengan dihantam Gada Rujak Pala dalam perang Bharatayuda.***