Gaspolchanel.com - Matahari adalah pusat tata surya dan sumber energi utama bagi kehidupan di Bumi. Namun, banyak orang bertanya-tanya bagaimana matahari dapat bersinar dan tampak “terbakar” padahal di luar angkasa tidak ada oksigen, yang umumnya diperlukan untuk proses pembakaran di Bumi. Jawabannya terletak pada mekanisme yang sama sekali berbeda dari pembakaran biasa: fusi nuklir.
Pembakaran vs. Fusi Nuklir
Di Bumi, pembakaran adalah reaksi kimia yang memerlukan oksigen sebagai salah satu komponennya. Contohnya, ketika kayu atau bahan bakar terbakar, atom karbon dan hidrogen bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, panas, dan cahaya.
Namun, proses yang terjadi di matahari bukanlah pembakaran kimia, melainkan reaksi fusi nuklir. Proses ini tidak memerlukan oksigen, karena melibatkan interaksi inti-inti atom pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi.
Bagaimana Fusi Nuklir Terjadi di Matahari?
Suhu dan Tekanan Ekstrem Di inti matahari, suhu mencapai sekitar 15 juta derajat Celsius, dan tekanannya mencapai miliaran kali lipat dari tekanan atmosfer di Bumi. Kondisi ekstrem ini cukup untuk mengatasi gaya tolakan antara proton-proton bermuatan positif, yang biasanya saling tolak.
Fusi Hidrogen Menjadi Helium
Matahari terutama terdiri dari hidrogen (sekitar 74%) dan helium (sekitar 24%).
Di inti matahari, atom-atom hidrogen bertabrakan dan bergabung menjadi atom helium melalui serangkaian reaksi nuklir.
Setiap kali fusi terjadi, sebagian kecil massa hidrogen diubah menjadi energi, sesuai dengan persamaan terkenal Albert Einstein: E = mc².
Energi yang Dihasilkan Energi dari reaksi fusi dilepaskan dalam bentuk radiasi (cahaya) dan partikel subatom. Radiasi inilah yang kita lihat sebagai cahaya matahari, sementara panasnya memengaruhi iklim dan kehidupan di Bumi.
Mengapa Matahari Tidak Padam?
Matahari memiliki cadangan hidrogen yang sangat besar, cukup untuk menopang reaksi fusi selama sekitar 10 miliar tahun. Saat ini, matahari diperkirakan berada di pertengahan usianya, yaitu sekitar 4,6 miliar tahun.
Namun, matahari tidak akan bersinar selamanya. Ketika hidrogen di inti habis, matahari akan mulai membakar elemen lain seperti helium dan memasuki tahap akhir kehidupannya sebagai raksasa merah sebelum akhirnya menjadi katai putih.
Kesimpulan
Matahari “terbakar” bukan karena pembakaran kimia seperti yang kita kenal di Bumi, melainkan karena reaksi fusi nuklir. Proses ini terjadi di inti matahari berkat suhu dan tekanan yang ekstrem, yang memungkinkan atom hidrogen bergabung menjadi helium sambil melepaskan energi dalam jumlah besar. Fenomena ini adalah salah satu keajaiban alam semesta yang memungkinkan kehidupan di Bumi untuk terus berlangsung. ***