Gaspolchanel.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mencatat baru ada 17 desa yang resmi menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana).
Jumlah tersebut masih jauh dari total desa di Kabupaten Pati, akibat terbatasnya anggaran yang dimiliki pemerintah daerah.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan, bahwa BPBD hanya mampu membentuk dua Destana setiap tahunnya.
“Sejak BPBD Kabupaten Pati berdiri sampai sekarang, kita belum bisa membentuk Destana di semua desa karena kemampuan fiskal kita sangat terbatas,” katanya saat ditemui di kantornya, Selasa 7 Januari 2025.
Ia mengungkapkan, desa-desa yang telah ditetapkan sebagai Destana merupakan wilayah rawan bencana, seperti desa di Kecamatan Juwana dan Tambakromo.
Untuk mengatasi keterbatasan anggaran, BPBD Pati mulai menerapkan pendekatan baru dengan membentuk Mastaka (Masyarakat Tangguh Bencana).
“Akhirnya, karena keterbatasan anggaran, konsep Destana itu kita ubah menjadi Mastaka. Artinya, edukasi kebencanaan tidak lagi dibatasi oleh administrasi wilayah desa, tetapi mencakup kawasan yang lebih luas, seperti daerah aliran sungai,” jelasnya.
Sebagai contoh, pada 2024, pembentukan Destana terbaru dilakukan di sepanjang aliran Sungai Godo di Kecamatan Tambakromo.
Wilayah tersebut mencakup Desa Gunungpati, Sinomwidodo, Angkatan Kidul, Angkatan Lor, dan Tanjunganom di Kecamatan Gabus.
Budi juga menegaskan, bahwa pembentukan Destana tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD saja. Dinas lain di Kabupaten Pati juga dapat berkontribusi, seperti Dinas Sosial yang memiliki program Kampung Siaga Bencana.
Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Kabupaten Pati dalam menghadapi berbagai potensi bencana.
“Pembentukan Desa-desa Tangguh Bencana ini bukan hanya tugas BPBD. Lembaga lain seperti Dinas Sosial juga terlibat melalui program Kampung Siaga Bencana. Prinsipnya, membentuk masyarakat desa yang terlatih menghadapi situasi darurat kebencanaan maupun mitigasi bencana,” pungkasnya(ek).***