Gaspolchanel.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa sistem waktu yang kita gunakan saat ini mengatur satu menit menjadi 60 detik, bukan angka yang lebih "bulat" seperti 100 detik? Jawabannya terletak pada sejarah panjang peradaban manusia dan cara mereka memahami dan mengukur waktu.
Asal Usul Sistem 60
Sistem pembagian waktu kita saat ini berasal dari peradaban Mesopotamia kuno, khususnya bangsa Babilonia. Mereka menggunakan sistem bilangan berbasis 60 (seksagesimal) dalam perhitungan astronomi dan matematika. Sistem ini berbeda dari sistem desimal (basis 10) yang kita gunakan sehari-hari.
Ada beberapa alasan mengapa mereka memilih basis 60:
1. Faktor Pembagi yang Banyak
Angka 60 memiliki banyak faktor pembagi (1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, dan 30), sehingga lebih mudah digunakan dalam pembagian waktu dan perhitungan astronomi. Sebagai contoh, angka ini memungkinkan pembagian yang mudah menjadi 2, 3, 4, atau 5 bagian yang sama.
2. Pengaruh Astronomi
Bangsa Babilonia sangat terampil dalam astronomi dan menghubungkan sistem bilangan dengan pengamatan langit. Mereka membagi lingkaran menjadi 360 derajat (6 × 60), yang sesuai dengan jumlah hari dalam setahun menurut perhitungan mereka.
3. Warisan Budaya
Sistem seksagesimal ini begitu efektif sehingga diwarisi oleh peradaban berikutnya, termasuk Yunani dan Romawi, yang kemudian memengaruhi cara waktu diatur hingga saat ini.
Kenapa Tidak Berbasis 100?
Sistem berbasis 100, atau desimal, mungkin terasa lebih "modern" karena kita sudah terbiasa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ada alasan historis dan praktis mengapa sistem ini tidak diterapkan pada pengukuran waktu:
1. Kesulitan Pembagian
Angka 100 tidak sefleksibel 60 dalam hal pembagian. Misalnya, angka 100 hanya dapat dibagi rata menjadi 2, 4, 5, 10, 20, dan 25, sehingga lebih sulit digunakan dalam pembagian waktu atau lingkaran.
2. Konsistensi dengan Tradisi
Sistem seksagesimal sudah menjadi standar yang mapan selama ribuan tahun. Mengubahnya menjadi berbasis 100 akan memerlukan reformasi besar-besaran yang mungkin tidak praktis pada masa itu.
3. Adaptasi Global
Ketika sistem waktu menjadi semakin penting dalam peradaban global, tradisi yang sudah ada ini diadopsi oleh berbagai budaya dan negara, memperkuat penggunaannya di seluruh dunia.
Pengaruh Terhadap Kehidupan Modern
Meski sistem waktu kita berbasis 60, teknologi modern memungkinkan pengukuran waktu yang lebih fleksibel. Misalnya, komputer sering menggunakan sistem waktu berbasis 10 atau 2 untuk kebutuhan internal mereka. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, kita tetap menggunakan sistem 60 detik per menit karena sudah menjadi standar universal.
Kesimpulan
Pembagian satu menit menjadi 60 detik adalah hasil warisan peradaban kuno yang mengandalkan sistem seksagesimal untuk kemudahan perhitungan astronomi dan matematika. Meskipun angka 100 terasa lebih sederhana, sistem 60 tetap relevan karena fleksibilitas dan tradisinya yang panjang. Dengan memahami asal-usul ini, kita dapat lebih menghargai bagaimana sejarah membentuk cara kita mengukur waktu hingga saat ini. ***