Kolaborasi Pemerintah dan Petani Kedelai di Pati Menuju Swasembada Pangan

Gaspolchanel.com - Sekretariat Kelompok Usaha Bersama (KUB) Karya Bakti di Desa Trimulyo, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, menjadi saksi kolaborasi antara pemerintah dan petani kedelai dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. 

Kehadiran Badan Pangan Nasional (Bapanas), Dinas Pangan Provinsi, serta anggota DPRD Kabupaten Pati, membawa semangat baru bagi petani setempat.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan pada Bapanas, Maino Dwi Hartono, mengapresiasi kontribusi petani di Pati yang tetap konsisten menanam kedelai di tengah tantangan pasar.

“Pati adalah salah satu lumbung pangan nasional yang memiliki potensi besar, termasuk untuk kedelai. Saat ini 90 persen kebutuhan kedelai Indonesia masih diimpor," katanya, pada Jumat 3 Desember 2025.

"Oleh karena itu, kami ingin meningkatkan produksi lokal agar petani semakin semangat menanam. Pemerintah juga berkomitmen melindungi harga dan distribusi kedelai untuk menjamin keberlanjutan usaha para petani,” lanjutnya. 

Ia juga menekankan pentingnya swasembada pangan dengan tidak hanya memprioritaskan kedelai, tetapi juga jagung, beras, hingga gula konsumsi. 

“Kita harus mengurangi impor dan menjaga ketersediaan pangan nasional dengan produksi lokal,” sambungnya lagi. 

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Karya Bakti, Sucipto, menyampaikan rasa syukur atas perhatian pemerintah. Bantuan subsidi dari Bapanas yang diberikan kepada petani sangat membantu, terutama saat mereka menghadapi tantangan pemasaran akibat kedelai impor.

“Semula, kualitas kedelai lokal kami sudah baik, tetapi kalah bersaing dengan kedelai impor. Dengan adanya subsidi Bapanas, harga kedelai kami bisa mencapai Rp9.000 per kilogram, lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” ujar Sucipto.

Ia juga berharap kehadiran Bulog dapat membantu menyerap hasil panen petani agar tidak terjadi kelebihan pasokan di musim panen raya.

Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Pati, Muslihan, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan petani.

“Kami sangat mendukung langkah pemerintah untuk mendorong petani kembali bercocok tanam. Kami juga akan mengawal agar program-program ini berjalan optimal dan memberikan manfaat nyata bagi para petani,” tutur Muslihan.

Ia mengapresiasi inisiatif pemerintah untuk meningkatkan komunikasi dengan Bulog, sehingga stok hasil panen kedelai dapat terserap dengan baik. 

“Ke depan, kami harap ini menjadi momentum awal kebangkitan petani kedelai di Pati,” tambahnya.

Forum ini menegaskan pentingnya sinergi antara petani, pemerintah, dan pelaku industri seperti pengrajin tahu dan tempe untuk menciptakan rantai pasok yang stabil dan menguntungkan. Dengan dukungan pemerintah dan komitmen petani, harapan untuk mencapai swasembada pangan semakin nyata.

Upaya berkelanjutan ini diharapkan dapat menjadikan Pati sebagai salah satu daerah penghasil kedelai unggulan di Indonesia, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional(ek).***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama