Gaspolchanel.com - Desa Sampok, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, mulai dikenal sebagai “Kampung Durian”.
Desa ini memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi agrowisata bagi para pecinta durian.
Di antara banyaknya kebun durian di wilayah ini, salah satu yang menjadi daya tarik utama adalah Harfarm. Kebun seluas kurang-lebih empat hektare ini menawarkan berbagai jenis durian premium, seperti bawor, duri hitam, musang king, tembaga super, matahari, pelangi, dan montong.
“Di sini ada durian bawor, duri hitam, dan musang king. Ada juga tembaga super yang baru saya tanam lima tahun lalu dan panen tahun ini,” ungkap pemilik Harfarm, Subowi Hariko, Minggu 5 Januari 2025.
Karena termasuk jenis premium, durian di Harfarm dibanderol dengan harga yang relatif tinggi.
Durian bawor dihargai Rp 100 ribu per kilogram, musang king Rp 200 ribu per kilogram, duri hitam Rp 300 ribu per kilogram, dan tembaga super bahkan mencapai Rp 400 ribu per kilogram.
Namun, harga tinggi tersebut sebanding dengan kualitas. Para pengunjung yang datang bisa menikmati durian kelas tinggi, yang rasanya yang lezat.
“Pelanggan saya bukan cuma dari Pati, tapi juga dari Rembang, Kudus, Semarang, bahkan Jakarta,” ujar Hariko.
Panen durian di Harfarm telah dimulai sejak awal Desember 2024 dan diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari 2025.
Dengan total sekitar 250 pohon durian, Hariko mengatakan bisnis ini telah dirintisnya sejak 12 tahun lalu, ketika jenis durian premium seperti bawor, musang king, dan duri hitam belum banyak diminati.
Sementara itu, Kepala Desa Sampok, Warsito menyatakan, pihaknya berupaya menjadikan Desa Sampok sebagai destinasi agrowisata durian.
Potensi tersebut terlihat dari semakin banyaknya warga yang beralih menanam durian daripada tanaman jagung atau ketela.
“Saat ini, di Desa Sampok ada sekitar 50 hektare lahan yang sudah ditanami pohon durian dari total 360 hektare lahan pertanian. Artinya, lahan durian sudah hampir mencapai sepertujuh dari keseluruhan lahan pertanian,” jelas Warsito.
Menurutnya, terdapat sekitar enam kebun besar di Desa Sampok yang masing-masing memiliki luas 4-7 hektare, sementara sisanya adalah kebun durian dengan luas yang lebih kecil.
Dirinya optimistis potensi durian di desanya dapat terus berkembang, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga untuk menarik wisatawan dan pecinta durian dari berbagai daerah.
Dengan potensi alam yang mendukung dan visi pengembangan yang kuat, Desa Sampok semakin memantapkan langkahnya menjadi salah satu destinasi agrowisata durian terbaik di Kabupaten Pati(ek).***