Dibukanya kembali destinasi wisata Korea Utara dimulai
dengan tur ke Zona Ekonomi Khusus Rason.
Dilansir dari Travel and Leisure Asia, Koryo Tours
yang berbasis di Beijing telah mengumumkan pemesanan untuk tur enam hari yang
unik, menggabungkan empat malam di Rason, Zona Ekonomi Khusus di Korea Utara,
dengan dua malam di Yanji, China.
Tur pertama dijadwalkan berlangsung pada 12-18 Februari
2025, bertepatan dengan "Hari Bintang Bersinar" yang penting secara
politik, untuk merayakan ulang tahun mendiang pemimpin Kim Jong Il di seluruh
Korea Utara.
Koryo Tours juga mengkonfirmasi bahwa ini akan menjadi grup
wisatawan resmi pertama, sejak perbatasan ditutup pada Januari 2020 lalu.
Nantinya, rencana perjalanan ini menawarkan highlight ke
berbagai aspek kehidupan Korea Utara yang dikurasi dengan cermat, termasuk
kunjungan ke pabrik, sekolah, galeri seni rupa dan kerajinan, serta Bank
Segitiga Emas, yang menawarkan wisatawan kesempatan untuk membuka rekening bank
Korea Utara.
Ada pula penambahan baru pada tur ini, yang meliputi Istana
Murid dan Anak Sekolah Rason, serta Sanatorium Chonghak.
Namun, rincian lebih lanjut mengenai persyaratan masuk,
kemungkinan perjalanan mandiri versus kelompok yang diawasi ketat, dan situasi
perbatasan secara keseluruhan masih belum jelas. Meskipun demikian, tur ini
direncanakan akan dibanderol dengan harga Rp 12 juta.
Tak hanya itu, Young Pioneer Tours (YPT) yang berbasis di
China juga menerima pendaftaran untuk "Tur Rason Essentials" pada
bulan Maret, yang memungkinkan wisatawan berbelanja di satu-satunya pasar
swasta yang dapat diakses oleh wisatawan di Korea Utara.
Sementara beberapa perusahaan membuka pemesanan, Koryo
Tours justru menyatakan bahwa program untuk Februari, Maret, dan April masih
tentatif, karena menunggu konfirmasi mengenai kebijakan perbatasan yang menjadi
akses ke satu-satunya pasar yang bisa dikunjungi wisatawan.
Rason yang didirikan pada tahun 1991 sebagai zona ekonomi
khusus pertama Korea Utara, secara historis telah menarik sejumlah kecil
pengunjung China dan Rusia.
Tidak seperti Pyongyang, tempat ini menjadi salah satu
daerah yang paling jarang dikunjungi dan paling sulit dijangkau di Korea Utara.
Selain itu, Korea Utara juga berencana membuka Kalma, 'kota wisata' yang telah ditunggu-tunggu di area pantai timur, pada bulan Juni mendatang, yang awalnya dijadwalkan selesai pada 2019 lalu.***