Gaspolchanel.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kementerian Pertanian akan memberikan perhatian khusus kepada petani yang gagal panen, karena terdampak banjir di Kabupaten Grobogan dalam beberapa hari terakhir.
“Masalah sawah (terdampak banjir), tentu akan kami lihat nanti. Kita akan tanggung jawab karena kita punya BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang menangani (bidang Pangan) itu. Nanti kita hitung, kita bantu, Insya Allah. Gak perlu khawatir,” kata Taj Yasin Maimoen, di sela-sela kegiatan mendampingi Wamentan Sudaryono, menengok gerai pangan murah di PT Pos Indonesia Kantor Cabang Utama Semarang, Senin 10 Maret 2024.
Untuk menunjang upaya itu, lanjutnya, Pemprov Jateng dan Pemkab Grobogan perlu menghitung betul seberapa banyak warga yang terdampak banjir, menyusul jebolnya tanggul Sungai Tuntang dan Klitih, serta luapan Sungai Tuntang, Lusi dan Glugu tersebut.
Sementara itu, Wamentan, Sudaryono berharap, usai banjir surut, petani tidak terbebani ongkos menanam lagi. Oleh karena itu, perlu diupayakan bibit yang disalurkan tanpa biaya.
“Kemudian mendayagunakan alsintan (alat mesin pertanian) yang sudah ada, supaya cepat mengolah tanahnya agar tidak lama,” ucapnya.
Selain upaya intervensi bibit dan alsintan, pihaknya mengaku telah berkomunikasi dengan PT Pupuk Indonesia sebagai produsen dan penyalur pupuk.
Perusahaan negara tersebut diminta untuk mengupayakan agar petani yang terdampak banjir untuk mendapatkan akses pupuk.
“Bagaimana (petani) yang gagal panen itu bisa mendapatkan semacam perlakuan khusus, apakah pakai program CSR (Corporate Social Responsibility) atau apa,” ungkapnya.
Sebagai informasi, bencana banjir telah melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Grobogan menyusul jebolnya tanggul Sungai Tuntang dan Klitih, serta luapan Sungai Tuntang, Lusi dan Glugu tersebut.
Berdasarkan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, per Ahad, 9 Maret 2025 pukul 23.00 WIB, banjir melanda enam kecamatan, meliputi Kedungjati, Toroh, Purwodadi, Tawangharjo, Gubug, dan Tegowanu.
Banjir yang terjadi sejak Sabtu, 8 Maret 2025 itu disebabkan hujan dengan intensitas tinggi, jebolnya tanggul Sungai Tuntang dan sungai Klitih, serta luapan Sungai Tuntang, Lusi dan Glugu.
Banjir dengan ketinggian antara 10-100 cm tersebut juga berdampak pada 4.271 kepala keluarga, 280 orang pengungsi, jalan penghubung terputus kurang lebih 50 meter antara Dusun Planjaran - Dusun Mintreng Desa Baturagung Kecamatan Gubug.
Untuk sementara, sebagian warga diungsikan di Gereja Tempurung Desa Ringinkidul,
Masjid Baitul Makmur Ringinkidul, dan Balai Desa Baturagung.
Dalam upaya penanganannya, BPBD Jateng sudah koordinasi dengan BPBD Grobogan terkait penanganan dan kebutuhan dasar yang diperlukan, evakuasi warga, hingga
distribusi logistik permakanan untuk warga terdampak.
Selain itu juga pelayanan kesehatan untuk warga terdampak, pendirian Posko Keamanan di Tanggul Sungai Tuntang, pendirian Pos lapangan di Desa Ringin Kidul, dan pendampingan penanganan darurat oleh BPBD Provinsi Jateng(ap).***
Reporter : Advianto Pras
Editor : Hermas Krisnawantyo