Gaspolchanel.com - Taman Doa Watulawang adalah sebuah destinasi wisata religi baru yang memang keberadaannya belum banyak diketahui khalayak ramai, khususnya bagi umat Katholik.
Dengan luas tanah sekitar 1580 m2 dan terletak di desa Watulawang, RT/RW: 003/ 001, Desa Trosobo, Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali 57376, Jawa Tengah, Indonesia, Taman Doa Watulawang saat ini sedang dalam proses pembangunan.
Taman Doa ini memang belum diresmikan. Namun demikian setiap kali tempat devosi selesai dibangun langsung diberkati sehingga Taman ini bisa langsung dipakai untuk berdoa.
Pemberkatan telah dilakukan pada tanggal 17 Februari 2024. Sejak itu pula Taman Doa Watulawang dapat digunakan untuk umum. Dan tanggal 17 Februari sebagai tanggal ulang tahun taman doa.
Sebelum terwujud sebagai Taman Doa, Watulawang dahulu kala merupakan tempat bertapa atau nenepi. Banyak orang bertiwikrama laku prihatin di lembah dekat Watulawang. Salah satu mesu diri atau olah prihatin yang dilakukan adalah “Lampah Bisu Mubeng Desa”.
Khususnya pada malam 1 Sura dan waktu-waktu lain, masyarakat secara bersama-sama atau pribadi berjalan mengitari desa tanpa bersuara. Mereka berdoa dalam batin. Mereka berjalan tanpa alas kaki.
Di pinggir desa ditumbuhi pohon Pring Petung (bambu Petung). Durinya sangat banyak, kendati demikian, berdasarkan pengalaman, tak ada satu pun masyarakat yang terkena duri.
Kurang lebih 1 km dari taman doa, ada petilasan (situs) di atas bukit yang diberi nama gunung.
Pertama Gunung Tugel, di tempat ini ada makam tokoh terkenal Simo yaitu Ki Singoprono. Lalu di sebelahnya, berjarak kurang lebih 1 km ada gunung bernama Gunung Krisik. Di tempat ini ada makam Ray. Tasik Wulan, mertua Paku Buawan ke-VIII.
Ketiga tempat tersebut kalau ditarik garis maka akan terdapat garis ‘Segitiga Religi. Di antara ke tiga bukit tersebut Gunung Tugel, Gunung Krisik, dan Gunung Watulawang ada lembah yang bagus sebagai lahan pertanian tadhah hujan.
Untuk mempertahankan tradisi rohani yang unggul tersebut, muncullah gagasan mendirikan taman doa, yang kemudian diberi nama Taman Doa Watulawang.
Sebagai destinasi wisata religi, Taman Doa Watulawang Simo milik Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Simo.
Awal mula tanah lokasi taman merupakan rumah dan pekarangan pribadi penduduk setempat. Kemudian empunya lahan tersebut menghibahkan kepada Paroki Simo pada tahun 2012.
Dahulu kala untuk memasuki desa tersebut orang harus melewati dua batu besar. Maka desa tersebut disebut Watulawang.
Sedang tujuan dibangunnya taman doa adalah sebagai prasarana dan sarana rohani bagi siapa saja untuk berdoa, bertapa, meditasi.
Dengan demikian umat semakin setia mengikuti Yesus yang adalah pintu satu-satunya keselamatan.
Dengan berziarah di taman doa ini, diharapkan umat tekun melalui pintu yang sesak. Melewati pintu yang sempit, sesak sebenarnya sama dengan menyusur jalan religius atau hidup menurut Roh.
Jalan ini memang tidak populer. Orang akan mengalami banyak ujian. Namun melewati pintu yang sesak, akan berakhir dengan hidup yang damai, sejahtera, akan mengalami hidup yang kekal atau keselamatan. (bdk. Yoh 14:27)
Di Taman Doa Watulawang terdapat berbagai pilihan devosi. Umat mendapat kesempatan devosi kepada orang-orang kudus.
Ada beberapa Pelataran, antara lain Pelataran I, diberi nama Pelataran Iman. Di situ ada patung Yesus wafat di salib dan Yesus bangkit.
Maknanya ingin turut membantu umat untuk sungguh percaya dan setia mengikuti Yesus yang telah wafat dan bangkit menebus manusia dari dosa seperti peristiwa Paskah yang sedang kita peringati sekarang ini.
Selamat Merayakan Paskah 2025(arif).***